"Publik berharap agar isu-isu kampanye yang lebih segar seperti isu lingkungan, ruang publik yang ramah bagi anak muda, dan lapangan kerja kreatif berbasis IT, menjadi fokus mereka dalam kampanye, namun sepertinya belum ada yang menonjolkan hal ini," jelas Endang, Kamis (22/2/2024).
Pemilihan umum 2024 menjadi panggung bagi generasi Z dan milenial. Data dari KPU menunjukkan bahwa 55% dari total pemilih merupakan generasi muda.
Inilah saatnya bagi para calon presiden dan caleg untuk memahami perubahan ini dan menyesuaikan strategi kampanye mereka.
Salah satu transformasi terbesar adalah melalui proses digitalisasi dalam kampanye, dengan memanfaatkan media sosial dan platform online.
Lebih lanjut, Endang menyatakan bahwa banyaknya figur muda yang membuat kejutan dengan perolehan suara yang sangat signifikan mungkin dipengaruhi oleh isu generasi yang mereka bawa, yaitu bahwa mereka adalah representasi dari generasi milenial.
"Kita semua tahu bahwa pemilih di DPT didominasi oleh generasi milenial dan Gen Z lebih dari 50%. Isu generasi ini menjadi pembeda bagi mereka dengan figur-figur senior yang bersaing," jelasnya.
Pemilih muda mengidentifikasi preferensi politik mereka pada calon-calon muda ini. Cara kampanye mereka yang sangat masif dan kreatif di media sosial membuat mereka lebih mudah diterima oleh pemilih muda yang dominan.