MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sebanyak 634 kasus Demam Berdarah (DBD) terjadi di Sulsel dari minggu pertama hingga minggu kedelapan tahun 2024 ini. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar, kepada Rakyat Sulsel, Senin (25/2/2024).
Menurutnya, dari jumlah tersebut, satu korban jiwa dilaporkan dari Kabupaten Enrekang pada bulan Januari lalu. Korban tersebut adalah seorang laki-laki berusia 32 tahun.
Dari total kasus tersebut, 264 kasus melibatkan laki-laki dan 248 melibatkan perempuan, tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Sulsel. Upaya pencegahan telah dilakukan oleh pihaknya, termasuk penyediaan obat pembasmi jentik nyamuk dan pelaksanaan fogging. Namun, beberapa daerah masih menghadapi kendala, seperti keterbatasan mesin fogging.
"Puskesmas telah melaksanakan fogging, namun terkendala oleh penyediaan bahan fogging dan keterbatasan mesin fogging di beberapa kabupaten," jelasnya.
Pihaknya terus mendorong pemerintah kota dan kabupaten untuk meningkatkan upaya pencegahan penularan DBD. Masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan, menerapkan gerakan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak), menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Yusri Yunus, menyampaikan jumlah kasus DBD setiap minggunya.
"Di minggu pertama tahun 2024, terdapat 49 kasus DBD di seluruh Kabupaten dan Kota di Sulsel, dengan kasus terbanyak di Kabupaten Bone sebanyak 11 kasus," ungkapnya.
Ia melanjutkan bahwa jumlah kasus meningkat pada minggu kedua hingga mencapai 130 kasus, dengan kasus terbanyak di Kabupaten Sidrap. Pada minggu ketiga, kasus mencapai 137, dengan terbanyak di Kabupaten Toraja sebanyak 18 kasus. Jumlah kasus terus meningkat hingga minggu keempat dengan 171 kasus, terbanyak di Kabupaten Maros sebanyak 30 kasus.
Namun, pada minggu kelima hingga ketujuh, jumlah kasus mulai menurun, dengan kasus terbanyak tetap di Kabupaten Soppeng. Sedangkan pada minggu kedelapan hingga saat ini, terdapat empat kasus, dengan kasus terbanyak di Kabupaten Luwu Timur.
"Jadi, dari minggu kelima hingga ketujuh, Kabupaten Soppeng mencatat jumlah kasus DBD terbanyak," tandasnya. (Abu/B)