MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah calon anggota legislatif yang gagal terpilih pada Pemilu 2024 berpotensi maju di pilkada serentak pada 24 November mendatang. Salah satu investasi politiknya adalah perolehan suara yang signifikan meski tak mampu meraih kursi di parlemen.
Beberapa nama caleg gagal tersebut yakni Taufan Pawe (Pilgub Sulsel), Rudianto Lallo-Aliyah Mustika Ilham (Makassar), Ahmad Daeng Sere (Takalar), Tomy Satria-Muallim Tampa (Bulukumba), Liestiaty Fachrudin (Bantaeng), Supriansa (Soppeng), Andi Rio Padjalangi-Andi Akmal Pasluddin (Bone).
Selain caleg gagal, caleg yang berhasil meraih kursi pun juga diperkirakan tetap tergiur untuk bertarung di pilkada. Sejumlah nama tetap mengemuka baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota.
Di Kota Makassar, misalnya, Ketua Golkar Makassar Munafri Arifuddin mengatakan akan menunggu arahan DPP untuk menghadapi Pilwali Makassar. Pada pemilu lalu, Munafri alias Appi meraih satu kursi di DPRD Sulsel.
“Hasil pemilu lalu akan menjadi evaluasi untuk memperbaiki infrastruktur partai dalam menghadapi Pilwali Makassar,” ujar Appi.
Dia mengatakan, saat ini ada ada waktu untuk membenahi semua sistem yang bisa memberikan dukungan dalam mengikuti Pilwali Makassar. Appi mengatakan, proses pilkada sangat berbeda dengan pemilihan legislatif.
“Saya masih melihat seperti apa potensi, peluang, dan, kesempatan yang diberikan. Penilaian dari DPP untuk pertarungan di pilkada yang masih ditunggu. Hasil pileg lalu tidak bisa dijadikan dasar untuk mengambil keputusan untuk maju," kata Appi.
Di DPRD Makassar, Golkar meraih enam kursi. Menurut Appi, buruh koalisi dengan partai lain untuk mengusung pasangan calon.
"Ini juga yang akan dipertimbangkan. Tapi, bila diberikan kepercayaan maka saya siap untuk kembali bertarung. Kami telah berkomunikasi dengan beberapa partai," beber Appi.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) Partai Kebangkitan Bangsa Sulsel Syamsu Rizal atau Deng Ical mengatakan PKB telah menyiapkan kader untuk maju di Pilwali Makassar. Dengan perolehan suara PKB Sulsel, figur-figur yang akan disiapkan diyakini bisa bertarung di pilkada serentak.
“Jadi hasil Pemilu ini akan dilaporkan ke DPP. Setelah itu kami akan sampaikan siapa yang akan diusung di Pilkada. PKB akan berbaur di Pilgub, Pilwali, dan semua kabupaten kota dengan membuat skala prioritas untuk kader,” ujar Deng Ical.
Adapun, Partai NasDem Sulsel sudah dipastikan menjadi pemenang Pemilu di Kota Makassar setelah mendudukkan delapan kader terbaik mereka. Ketua Bappilu Nasdem Makassar, Mario David menegaskan dengan raihan 8 kursi untuk DPRD Makassar, itu memastikan partainya kembali menjadi pimpinan DPR. walaupun jumlah itu itu tak cukup untuk mengusung kandidat sendiri.
"Tapi paling tidak sisa ajak satu partai lagi sudah bisa mendorong calon wali kota," kata Mario.
Menurut dia, sebagai partai pemenang, Nasdem akan mendorong kader sendiri. Apalagi Nasdem tidak kekurangan figur.
"Ada Fatmawati Rusdi, ada Rudianto Lallo, dan Rachmatika Dewi," beber dia.
Sementara itu, DPP Nasdem sudah menyiapkan Rusdi Masse bertarung di Pilgub Sulsel. Sekretaris Jenderal Nasdem Hermawi Taslim membocorkan hal itu kepada wartawan di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2024) malam.
"Di Sulawesi Selatan kami siapkan Rusdi Masse maju Pilgub. Tinggal membangun pembicaraan dengan dia," kata Hermawi.
NasDem menjadi pemenang Pemilu 2024 di Sulsel. Perolehan kursi NasDem mencapai 17 kursi di DPRD Sulsel. Kendati demikian, hingga saat ini Rusdi Masse yang menjadi peraih suara terbanyak kedua caleg DPR RI belum menentukan sikap.
Sekretaris Golkar Sulsel Andi Marzuki Wadeng mengatakan, jauh hari Taufan Pawe sudah disiapkan untuk maju menjadi calon gubernur Sulsel. Menurut dia, keikutsertaan Taufan di Pemilu legislatif 2024, dengan sasaran untuk menambah suara Partai Golkar.
"Taufan sudah dapat rekomendasi juga untuk Pilgub. Kalau maju caleg kemarin hanya sekadar kumpul suara partai," singkat Marzuki.
Sementara, politikus Partai Keadilan Sejahtera Andi Akmal Pasluddin, mengaku dirinya kini fokus mempersiapkan diri di Pilkada Bone 2024.
"Insyaallah sudah bertekad maju di Pilkada Bone. Saya memang komitmennya terpilih atau tidak di pileg, akan maju Pilkada Bone 2024. Kami memulai dari kampung halaman dulu, di Bone Selatan," beber dia.
Sementara itu, bakal calon Gubernur Sulsel, Danny Pomanto mengisyaratkan akan menggandeng Fatmawati Rusdi untuk maju di Pilgub Sulsel 2024.
"Paket Pilwali Makassar berpeluang lanjut ke Pilgub. Semua bisa, apalagi suara Ibu Fatma di Pileg sangat tinggi di Pileg 2024," ujar Danny.
Pada Pilwali Makassar 2020, Danny-Fatma sebagai pemenang. Pasangan ini unggul dari tiga pasangan calon lain. Total perolehan sebanyak 218.908 suara atau sebesar 41,3 persen. Pada Pileg lalu, suara Fatma mencapai 106.806 suara.
"Semua kemungkinan itu ada. Kami intens komunikasi. Saya kira saat di pemerintahan kami sangat harmonis tanpa ada konflik interest. Sekarang masih lancar komunikasi," imbuh Danny.
Danny juga menanggapi hasil dari lembaga survei yang menempatkan namanya masuk 10 besar bakal calon Gubernur Sulsel 2014.
"Saya bersyukur hasil survei itu. Pengalaman politik saya 0,2 persen waktu 2013. Saya bersyukur akhirnya jadi wali kota," kata dia.
"Nah pada saat saat seperti sekarang ini, 2024 dalam perjalanan politik yang bagus itu, sekarangkan sudah 8 persen," sambung Danny.
Danny mengaku tak gentar dengan munculnya sejumlah figur di Pilgub Sulsel. Menurut dia, saat Pilwali Makassar 2013, ada sepuluh calon namun bisa dikalahkan.
"Saya ini petarung. Mau berapa pun calon kami siap insyaallah," ucap dia.
Manager strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengatakan, caleg yang belum beruntung dipastikan akan menguji nasib di jalur pilkada.
"Fenomena caleg gagal di Pileg lalu mengubah haluan di Pilkada merupakan peristiwa politik yang umum terjadi," ujar Nursandy.
Menurut dia, caleg gagal maju di pilkada terdorong oleh ambisi menghidupkan kembali karier politiknya yang sempat kandas. Majunya mereka tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti punya basis elektoral atau meraup dukungan suara yang signifikan di satu wilayah kabupaten/kota tertentu.
"Mereka adalah figur yang populer, memiliki investasi sosial politik yang terbangun baik saat menjadi wakil rakyat/birokrat maupun saat ikut berkontestasi," kata dia.
Nursandy mengatakan, kans caleg gagal tentu cukup terbuka, apalagi di antara nama-nama tersebut jauh sebelum pelaksanaan Pileg 2024, mereka sudah disebut-sebut akan maju di pilkada tahun ini.
"Jadi sangat memungkinkan di antara figur-figur tersebut, sejak awal sudah menjadikan Pilkada sebagai bidikan utama," imbuh Nursandy. (fahrullah-suryadi/C)