"Saya hanya bercanda seperti biasa di dalam grup. Namun, percakapan tersebut disebarkan dan dimanfaatkan oleh pihak lain, menyebabkan kegaduhan tidak hanya di kalangan masyarakat Toraja tetapi juga di luar Toraja," tambahnya.
Meskipun JRM menegaskan bahwa candaannya tidak bermaksud merendahkan agama Islam, dia menyadari bahwa tindakannya itu merupakan kecerobohan. Sebagai bentuk penyesalan yang tulus, dia secara pribadi telah meminta maaf kepada individu yang terlibat.
Dia juga menekankan bahwa sepanjang hidupnya, dia telah didukung oleh keluarga dan saudara muslim, sehingga tidak masuk akal bagi dirinya untuk merendahkan atau memfitnah umat Islam.
"Tetapi saya sadar bahwa tindakan saya ini disebabkan oleh kebodohan dan kecerobohan saya sendiri. Oleh karena itu, dengan tulus dari hati yang paling dalam, saya memohon maaf kepada umat Muslim dan seluruh masyarakat atas kegaduhan yang terjadi," pungkas JRM.
Di sisi lain, Ketua MUI Tana Toraja, KH Zainal Muttaqin, menyatakan bahwa semua agama mengajarkan untuk saling memaafkan. Meskipun demikian, dia menekankan bahwa proses hukum tetap harus berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Polda Sulsel. (Cherly)