Penulis: Ashar Abdullah
MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 baru saja telah digelar. Hasil rekapitulasi suara Pilpres 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di seluruh provinsi di Indonesia menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara paling besar, yaitu sebanyak 96,303,691 dukungan.
Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berada di urutan kedua dengan meraih 40,971,726 suara, sedangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di posisi terakhir karena hanya mengumpulkan 27,041,508 suara.
Prabowo-Gibran menang di 36 provinsi. Anies-Muhaimin menang di 2 provinsi yakni Aceh dan Sumatera Barat. Sementara itu, Ganjar-Mahfud tidak menang di provinsi manapun.
Selisih suara Prabowo-Gibran pun dengan Anies-Muhaimin terbilang jauh, yakni lebih dari 50 juta.
Meski begitu, Rakyat Sulsel mendapatkan adanya dugaan pelanggaran pemilu dari Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Provinsi Sulawesi Selatan Kawal Pemilu 2024.
Mereka mendapati jika kepala desa menjadi sasaran dalam upaya untuk memenangi pemilu. Di Sulawesi Selatan, misalnya, sekitar 500 kepala desa dimobilisasi untuk memenangkan calon tertentu.
Anggota Koalisi OMS Sulsel Kawal Pemilu 2024 dari Lembaga FIK Ornop Sulsel, Samsang Syamsir mengungkapkan, mendapatkan laporan secara langsung atau tatap muka dari salah satu kepala desa di Kabupaten Bone beberapa waktu lalu yang identitasnya minta tidak diungkap.
Hanya saja, yang bersangkutan meminta segala identitasnya disamarkan Samsang mengungkapkan, Kades tersebut memaparkan pada 2 Februari 2024, sekitar pukul 13.00 sampai pukul 17.00, ada pertemuan kepala desa yang dibungkus untuk mensukseskan hajatan pemilu dengan aman damai.
Ada 500 kepala desa dari lima kabupaten yakni Maros, Pangkep, Barru, Bone dan Soppeng. Pertemuan tersebut dilakukan di Hotel Harper, Kota Makassar.