MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Regional Sulawesi Selatan memberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Pesertanya, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar.
Pelaksana Harian Pusat Krisis Kesehatan Regional Sulawesi Selatan, Muhammadong mengatakan, tujuan kegiatan ini sebagai Ketahanan Kesehatan dan Kesiapsiagaan Darurat Medis. Harapannya, pelatihan tersebut dapat berkelanjutan dan sosialisasi BHD dapat menjangkau masyarakat luas.
"Kita berharap kegiatan seperti ini masif dilakukan," kata Muhammadong, Senin (23/9).
Terlihat peserta antusias mengikuti pelatihan yang meliputi teori dan praktek tindakan dasar untuk menyelamatkan korban yang mengalami henti jantung.
Dia memastikan, Pusat Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berkomitmen menyelenggarakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk orang awam dan masyarakat luas.
"Ini sebagai upaya meningkatkan ketahanan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap situasi darurat medis," jelas Muhammadong yang juga menjabat Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel.
Sementara Ketua Tim TCK-EMT Regional Sulawesi Selatan, mengungkapkan bahwa pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan dalam menangani situasi darurat medis. Contohnya, henti jantung mendadak, tersedak, atau pingsan.
"Jadi yang bisa menolong bukan hanya orang kesehatan, bisa orang sekitarnya, makanya pengetahuan dasar ini perlu diberikan sehingga bisa menolong segera, tepat dan cepat," ujarnya.
Dia menambahkan, pelatihan ini juga merupakan bagian dari inisiatif berkelanjutan Pusat Krisis Kesehatan untuk memperluas jangkauan pelatihan kesehatan di seluruh Indonesia. Untuk memastikan bahwa output dari kegiatan ini secara maksimal Pusat Krisis Kesehatan menggandeng HIPGABI sebagai Fasilitator pelatihan, dimana pemateri yang menyajikan pelatihan sudah tersertifikasi.
"Kegiatan ini diikuti sekitar 100 orang, dalam kegiatan ini peserta sangat antusias dalam menerima materi, sehingga kedepannya hal ini bisa jadi pemantik pada instansi lain, seharusnya semua masyarakat harus ketahui karena dalam beberapa kasus serangan jantung atau emergency lainnya salah dalam pemberi pertolongan bahkan kalau kita tunggu orang kesehatan itu lama padahal kasus seperti itu ada waktu emas untuk ditolong makanya masyarakat sekitar perlu secara cepat melakukan pertolongan," tutupnya. (*)