MAKASSAR, RAKYATSULSEL — Untuk mengantisipasi inflasi pangan yang sering terjadi pada akhir tahun, terutama akibat kenaikan harga beras, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai gencar mendorong pelaksanaan penanaman di musim tanam Oktober-Maret.
Kepala Dinas TPH-Bun Sulsel, Imran Jausi, mengungkapkan bahwa langkah tersebut diambil sebagai respons terhadap tren inflasi pangan, terutama beras, yang sering melonjak di penghujung tahun.
"Rata-rata setiap Desember, inflasi dipicu oleh bahan pangan, terutama beras," jelasnya saat diwawancarai oleh Rakyat Sulsel pada Selasa (8/10/2024).
Meskipun penanaman saat ini belum dilakukan secara serentak di seluruh wilayah, melainkan hanya di beberapa lokasi tertentu, pihaknya menargetkan total luasan penanaman sekitar 38 ribu hektar di Sulsel.
"Luasan ini sudah kami distribusikan ke setiap kabupaten dan kota di Sulsel," tambahnya.
Imran juga menjelaskan bahwa setiap daerah memiliki luasan penanaman yang berbeda, dengan komoditas utama meliputi padi, kedelai, dan jagung.
"Selain itu, kami juga fokus pada komoditas penyumbang inflasi lainnya seperti cabai dan beberapa jenis hortikultura," lanjutnya.
Menurutnya, perhatian terhadap inflasi pangan sangat penting. Oleh karena itu, pihaknya telah menghimbau pemerintah daerah, penyuluh, dan petani untuk mulai melakukan penanaman sejak September lalu, terutama di daerah yang menerima bantuan pertanian dari Kementerian Pertanian.
"Sebanyak 5 ribu unit perpompaan sudah kami salurkan, dan kami harap bantuan ini bisa dimanfaatkan untuk mengefisienkan waktu tanam," tegas Imran.
Kabupaten produsen utama di Sulsel, seperti Sidrap dan Bone, juga menjadi fokus program ini. Imran menuturkan bahwa musim tanam Oktober-Maret harus dimanfaatkan secara optimal, agar panen raya dapat dilaksanakan pada April mendatang.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada Desember 2023, beras menjadi penyumbang inflasi terbesar secara tahunan (year-on-year) sebesar 0,53 persen, diikuti cabai merah sebesar 0,24 persen. Di Sulsel sendiri, inflasi (Y-on-Y) pada Desember 2023 mencapai 2,81 persen, dengan beras sebagai penyumbang inflasi terbesar sebesar 0,822 persen. (Abu/B)