Lanjut, Rahman menyampaikan selama ini korban tinggal bersama suami dan anaknya. Hal tersebut diketahui berdasarkan pengakuan tetangga korban, namun dari pengakuan tersebut selama ini tidak pernah terdengar percekcokan di antara pasangan suami istri tersebut.
"Menurut informasi dari masyarakat setempat, dia tinggal bersama suami dan anaknya. Cekcok, jarang terdengar menurut informasi, karena suaminya bekerja ojol. Malam baru dia pulang," bebernya.
Rahman bilang, saat ini korban telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara. Namun masih menunggu persetujuan keluarga jika seandainya meminta untuk diotopsi.
Begitu juga dengan dugaan kekerasan, Rahman mengatakan masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan DOKPOL Polda Sulsel.
"Kekerasan yang dimaksud kami belum bisa pastikan karena belum ada penjelasan dari DOKPOL," pungkasnya.
Sementara, salah seorang warga Bonto Duri bernama Gassing (70) mengaku awalnya tak menaruh rasa curiga mengenai bau bangkai dari dalam rumah kos tersebut. "Saya kira awalnya bau tikus, karena kan saya disini sering bersih-bersih," ujar Gassing.
Diceritakan Gassing, ia baru mulai curiga dua hari terakhir. Ketika bau tersebut semakin menyengat dan menusuk hidung warga yang melintas di sekitar TKP. "Baunya menyengat tapi saya kukira bangkai tikus," sambungnya.
Saat pihak kepolisian melakukan olah TKP, Gassing menuturkan bahwa kondisi indekos sementara terkunci dari luar. Ia juga menduga ada sesuatu yang janggal dari peristiwa nahas yang menimpa korban.