Beda Signifikan Survei LSI Denny JA dan Indikator Politik di Pilwali Makassar, Akademisi: Ada yang Sedang Jadi “Pramunikmat” Politik

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Akademisi menilai kemungkinan ada lembaga survei yang menjadi "pramunikmat" politik menjelang pemilihan wali kota dan wakil wali kota Makassar

Penilaian itu merujuk pada perbedaan temuan survei lembaga yang diumumkan di tengah pekan ini.

Contoh paling baru adalah hasil survei LSI Denny JA dan Indikator Politik Indonesia. Kedua lembaga ini merilis hasil yang perbedaan angkanya sangat signifikan.

Berdasarkan survei LSI Denny JA, paslon nomor urut 1, Munafri Arifudin – Aliyah Mustika Ilham (MULIA) memimpin dengan elektabilitas 34,6%. Sementara menurut Indikator Politik Indonesia, elektabilitas MULIA ada di angka 41,9 persen atau naik cukup signifikan dibandingkan rilis survei mereka September lalu yakni 36,7 persen.

Temuan mereka untuk pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Andi Seto Asapa – Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) juga sangat berbeda.

Menurut survei LSI Denny JA yang dilakukan dari tanggal 10 – 16 November 2024, SEHATI memiliki elektabilitas 29,5%.

Sedangkan Indikator Politik Indonesia dalam hasil survei mereka menyebut pasangan SEHATI mempunyai elektabilitas 21,1 persen.

Indikator Politik Indonesia menyebut SEHATI mengalami kenaikan tipis diibandingkan survei sebelumnya yang ada di angka 18,9 persen.

Dengan perbedaan yang cukup mencolok itu, peringkat SEHATI dalam kedua survei lembaga ini pun berbeda.

Versi LSI Denny JA, SEHATI di posisi kedua. Sementara Indikator Politik Indonesia menempatkannya di peringkat ketiga.

Menurut LSI Denny JA, SEHATI sudah menyalip pasangan nomor urut 3, Indira Yusuf Ismail – Ilham Ari Fauzi (INIMI). INIMI menurut temuan LSI Denny JA hanya di angka 20.4%.

Indikator Politik Indonesia sementara itu menyatakan temuan survei mereka menempatkan INIMI tetap di posisi kedua dengan elektabilitas 25,1 persen atau naik tipis dari survei sebelumnya yakni 25,0 persen.

Khusus paslon Amri Rasyid – Rahman Bando (AMAN) temuan kedua lembaga itu hampir sama. LSI Denny JA menempatkan mereka di posisi buncit dengan elektabilitas hanya 1,9%. Begitu juga Indikator Politik Indonesia yang dalam survei 11-17 November melihat penurunan elektabilitas AMAN dari 3,6 persen menjadi tinggal 2,1 persen November ini.

"Saya tidak mau menuduh. Akan tetapi, dengan angka-angka yang sudah dipaparkan, jelas ada lembaga survei yang diduga sedang melacur. Karena, metodologi survei itu sama dan itu sudah menjadi konsep umum," kata Ansurlawarlin, Dosen Universitas Bosowa, Sabtu, 23 November 2024.

Menurutnya, dengan metodologi sama, hasil survei hanya akan berbeda ketika misalnya waktu pelaksanaan berbeda.

"Tapi masalahnya, ini dilaksanakan di waktu yang sama. LSI Denny JA pada 10-16 November. Sementara Indikator Politik Indonesia 11-17 November," tegas Ansur.

Lalu siapa yang kemungkinan melacur untuk Pilwalkot Makassar 2024 ini?

Ia mengaku tidak bisa menuduh. Akan tetapi, kalau ada survei lain yang mencul dan mendukung temuan salah satu dari dua lembaga itu, hal tersebut mungkin bisa menjelaskan siapa yang sudah mencoba "bermain" dan tidak jujur dalam survei mereka di Pilwakot Makassar.

"Sebenarnya berbeda hasil itu sah-sah saja apalagi kalau memang lembaga itu punya kontrak khusus dan ada upaya membangun opini untuk memanfaatkan waktu yang ada. Namun, dalam hal etika dan juga penghormatan pada penelitian ilmiah, jelas harus jujur dan menampilkan data yang sebenarnya," imbuh dia.

"Idealnya, asosiasi masing-masing di mana lembaga survei ini bernaung bisa mengambil tindakan agar citra konsultan politik semakin baik di masa mendatang," sambung Ansur. (*)

  • Bagikan