Pengamat politik Universitas Hasanuddin, Dr. Sukri Tamma, menilai goncangan terhadap kepemimpinan TP merupakan hal wajar dalam dinamika partai politik. "Evaluasi terhadap hasil Pilkada dan Pileg merupakan hal yang lumrah dilakukan partai politik," ujarnya.
Sementara itu, Dr. Tasrifin Tahara menyebut regenerasi kepemimpinan menjadi salah satu isu penting di Musda kali ini. Ia menilai nama-nama seperti Appi dan Andi Ina memiliki potensi besar untuk menarik dukungan DPP Golkar, berkat keberhasilan mereka di Pilkada.
"Golkar membutuhkan pemimpin muda yang dapat membawa energi baru. Kandidat seperti Appi dan Andi Ina memiliki nilai jual tinggi berkat prestasi politik mereka," ungkap Tasrifin.
Taufan Pawe, yang dikabarkan masih setengah hati maju kembali, menegaskan bahwa dirinya siap mengikuti keputusan partai. "Sebagai kader, apapun keputusan partai harus kita patuhi," ujar Taufan.
Namun, posisi TP kian terancam dengan capaian politik yang dinilai kurang signifikan. Beberapa figur yang ia dukung dalam Pilkada gagal memenangkan kontestasi, dan dominasi Partai Golkar di Sulsel telah digeser oleh Partai NasDem.
Musda Golkar Sulsel dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2025. Kompetisi kali ini tidak hanya menjadi ajang memilih ketua baru, tetapi juga momen penting bagi Golkar Sulsel untuk memperbaiki strategi politik dan memperkuat konsolidasi demi merebut kembali kejayaan partai di Sulawesi Selatan.
"Musda adalah momen evaluasi. Pemimpin yang terpilih harus mampu membawa Golkar ke arah yang lebih baik, terutama dalam menghadapi tantangan politik ke depan," pungkas Tasrifin. (Yadi/B)