Di Belanda Peter bekerja sebagai tukang kayu di Dutch East India Company. Di Inggris ia bekerja di dok angkatan laut Inggris dan belajar bagaimana membangun angkatan laut. Ia belajar persenjataan di Prusia.
Melihat tata kota di Manchester. Peter mengunjungi sekolah-sekolah, pabrik-pabrik, museum, stadion, bahkan melihat sidang parlemen di Inggris. Ia belajar sengalanya di Barat lalu pulang membangun Rusia.
Tanggal 27 Mei 1703 Peter mengundang arsitek-arsitek terkemuka Perancis, Italia dan Jerman. Mereka diminta menerjemahkan selera dan keinginan sang Tsar pada konstruksi dan desain arsitektur untuk membangun kota yang diinginkan.
Di tangan para arsitek Eropa, Saint Petersburg kemudian dibangun sesuai keinginan Tsar tetapi dengan ciri sangat Eropa abad pertengahan.
Ciri ini berbeda dengan Moskow yang bernuansa Timur yang mendapat pengaruh kekuasaan Turki Ottoman dengan kubah-kubah masjid di banyak bangunan penting, seperti yang terihat di Istana Kremlin.
Banyak orang menyebut Saint Petersburg merupakan satu dari sedikit kota di dunia yang dirancang hanya dengan selera satu orang.
Atas dasar ini, Tsar Peter Yang Agung dipandang sebagai tokoh yang membaratkan Rusia. Dengan semua yang dilakukan, Peter bersama dengan permaisurinya, Katerina Yang Agung, membawa Kekaisaran Rusia pada puncak kejayaannya.