Pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) pada level tiga menerapkan kapasitas 50 persen atau kurang dari 18 siswa setiap sesi di seluruh hari sekolah dan maksimal 4 jam sehari. Jika sebelumnya setiap hari maksimal enam jam pelajaran, saat ini dikurangi menjadi hanya empat jam pelajaran per hari.
Kebijakan ini juga didasarkan pada kondisi vaksinasi guru dan tenaga kependidikan yang saat ini telah mencapai 94 persen.
“Maksimal 50 persen. Jadi siswa dibagi per sesi dan maksimal empat jam pelajaran. Satu sesi dua jam pelajaran,” katanya.
Jika terjadi klaster penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan angka positivity rate berdasarkan hasil penelusuran testing atau active case finding (ACF) di atas 5 persen, maka PTM akan dihentikan sementara sekurang-kurangnya 14×24 jam.
Apabila setelah dilakukan surveilans, dan ternyata bukan merupakan klaster PTM terbatas atau angka positivity rate di bawah 5 persen, maka PTM terbatas hanya dihentikan pada kelompok belajar yang terdapat kasus konfirmasi atau kontak erat Covid-19 selama 5×24 jam.
“Kami juga meminta Satgas Covid-19 sekolah tetap melaksanakan tugas sesuai tupoksi dengan memperketat protokol kesehatan, termasuk pembatasan orangtua dan tamu yang masuk ke dalam wilayah sekolah,” imbuh Muhyiddin.
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Profesor Idrus Paturusi menyarankan agar PTM dievaluasi pembelajaran untuk sementara dilakukan secara daring.
“Kalau saya pribadi, online aja kembali dulu. Jangan luring. Anak-anak SD, SMP, dan SMA, bahkan di perguruan tinggi, daring aja dulu,” katanya.
Menurut Idrus, keputusan tersebut perlu dipertimbangkan mengingat beberapa hari terakhir ada siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Di sekolah itu kan mereka kumpul dari pagi sampai siang, kadang sampai sore, kalau ada apa-apa kan kasihan juga anak-anak. Apalagi sekarang tidak sulit. Dengan pengalaman hampir dua tahun proses belajar dengan daring, itu kan sudah lebih lancar,” jelas Mantan Rektor Universitas Hasanuddin ini.
Kadinkes Positif, Danny Negatif
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin terkonfirmasi positif Covid-19. Ida, sapaan akrabnya diketahui positif terpapar virus Corona usai hasil swab PCR-nya keluar pada Senin malam (14/2/2022). Ida terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala. Kemungkinan, dirinya tertular dari pasien yang dia temui di tempat praktiknya.