MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Sejumlah permasalahan sosial di Sulsel seperti masalah peredaran narkotika, pertikaian antar kelompok, juga penuntasan masalah Covid-19 masuk dalam daftar pekerjaan rumahnya (PR). Itu, dinilai paling meresahkan warga selama dirinya menjabat tiga bulan terakhir.
Hal itu diungkapkan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Nana Sudjana saat berkunjung di redaksi Harian Fajar Gedung Graha Pena, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu siang (16/2).
Menurut Jenderal Bintang Dua itu, masalah di Sulsel begitu kompleks, sebab provinsi ini merupakan pintu masuk ke Indonesia timur, khususnya di Makassar.
“Kalau saya bandingkan dengan Sulawesi Utara (Sulut) masalah disini lebih kompleks. Mungkin karena gerbang masuknya Sulawesi dan Indonesia timur,” kata Nana–sapaan akrabnya.
Untuk Narkoba sendiri, sambung Nana, Sulsel disebut termasuk salah satu daerah darurat narkoba. Banyaknya temuan kasus tahun 2021 hingga awal tahun 2022 jadi barometer Sulsel disebut darurat akan barang haram tersebut.
Sepanjang tahun 2021 sendiri Polda Sulsel dan jajarannya ke bawa menangani kasus sebanyak 1.992 kasus. Kasus paling besar yang pernah ditangani Polda Sulsel di tahun 2021 yaitu temuan 75 kilo narkoba jenis sabu juga pil ekstasi.
“Kemarin di awal Februari ada kita tangkap 21 kilo di Pelabuhan Makassar,” ujarnya.
Parahnya lagi kata dia, narkotika di Sulsel sudah merebak hingga ke pelosok-pelosok daerah. Sehingga masalah ini disebut harus segara di tuntaskan dengan mengandeng pihak-pihak terkait, seperti BNN, pemerintah setempat, dan tokoh-tokoh masyarakat.
“Kita rencana buka desa bersinar atau bersi narkoba. Kita mau launching kembali untuk di desa bersinar ini,” sebut dia.
Sementara masalah lainnya yang ditemui selama menjabat di Sulawesi selatan adalah pertikaian antar kelompok. Khusunya di Makassar yang masih marak perang kelompok dengan menggunakan anak panah.