Oleh: Darussalam Syamsuddin
MANUSIA dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Hal ini mengacu pada Alquran surah al-Baqarah menuturkan: Pertama, mereka yang menerima seluruh ajaran Allah secara mutlak. Mereka menerima seluruh ajaran Islam dalam semua dimensinya, mereka disebut sebagai orang-orang takwa.
Kedua, mereka yang menolak ajaran Allah dan memusuhi seluruh dimensi ajaran-Nya, mereka disebut sebagai orang-orang kafir.
Ketiga, mereka yang memiliki sikap mendua yakni ketika bersama dengan orang-orang mukmin, mereka bersikap sebagai muslim dan ketika bersama dengan orang-orang yang membenci Islam, mereka pun turut membenci Islam beserta seluruh dimensinya. Mereka disebut dengan istilah orang-orang munafik.
Alquran selanjutnya menjelaskan tentang ciri orang-orang munafik lebih banyak dari pada ciri orang-orang takwa. Di antara tanda-tanda orang yang bertakwa adalah:
Pertama, beriman kepada yang gaib. Hal ini berkaitan dengan keimanan kepada seluruh rukun iman. Meskipun beriman kepada Alquran berkaitan dengan sesuatu yang zahir karena kalimat-kalimatnya, namun hakikatnya adalah mengimani sesuatu yang gaib.
Karena itu, ketika seseorang ingin mengetahui informasi tentang yang gaib, maka Alquran yang menjadi sumbernya. Tanpa informasi dari Alquran sesuatu yang gaib akan tetap menjadi gelap. Informasi tentang hal-hal yang gaib dapat menjadi jelas melalui informasi dari Alquran.
Beriman kepada yang gaib disebutkan oleh Anas bin Malik menjadi sesuatu yang menyebabkan Rasulullah rindu untuk berjumpa dengan mereka yakni mereka yang tidak hidup sezaman dengan nabi, tidak bergaul dengannya tapi tetap percaya terhadap ajaran yang dibawa Rasulullah SAW. Termasuk dalam hal ini adanya pemahaman bahwa Islam berkembang ke arah evolusi progresif yakni berkembang ke arah yang lebih baik, bukan ke arah yang lebih buruk.
Kedua, pengabdian kepada Allah antara lain dengan menegakkan salat. Perbedaan yang jelas antara seorang muslim dan kafir adalah meninggalkan salat. Karena itu, salat menjadi penanda bahwa yang melakukannya adalah seorang muslim.
Salat yang dimaksud bukan berhenti pada pelaksanaan ritualnya semata, melainkan kemampuan pelakunya untuk mengambil hikmah sosial di dalamnya. Hampir semua ibadah ritual dalam Islam berujung dengan orientasi sosial.
Kenapa salat diakhiri dengan salam. Kenapa puasa diakhiri dengan zakat. Kenapa ibadah haji diakhiri dengan berkurban. Semuanya mengandung pesan bahwa ibadah ritual selain untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tanda terima kasih atas nikmat dan karunia-Nya, juga dimaksudkan agar pelakunya menjadi saleh secara sosial.
Ketiga, berkhidmat kepada sesama. Pengkhidmatan kepada sesama manusia menjadi nilai-nilai takwa yang dikenal secara universal.
Misalnya berinfak dan membantu orang miskin atau mereka yang ditimpa musibah dikenal dan dipercaya oleh seluruh bangsa sebagai nilai-nilai luhur yang dapat membentuk kepribadian seseorang agar kepribadiannya berkembang. Tanpa harus dibatasi oleh perbedaan keyakinan, suku, etnis, dan status sosial.
Keempat, percaya kepada apa yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. dan nabi-nabi sebelumnya. Orang yang bertakwa adalah mereka yang menghormati agama-agama yang ada. Mereka tidak fanatik, tidak senang kepada perpecahan.
Orang takwa tidak hanya beriman kepada Rasulullah Saw. tetapi juga beriman kepada nabi-nabi sebelumnya. Mereka yang bertakwa memahami bahwa tidak ada perbedaan secara mendasar di antara risalah yang diterima para nabi, semua memberi petunjuk kepada umatnya menuju jalan yang lurus, dan setiap nabi datang untuk menyempurnakan bimbingan rohaniah untuk menngajak manusia menuju kepada kesempurnaan.
Orang takwa sejati adalah mereka yang tidak pernah menggunakan agama menjadi sebab perpecahan. Mereka percaya bahwa agama adalah wahana untuk mempertemukan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. (**)