MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulawesi Selatan membenarkan jika tahun ini masih ada sekolah SMA di Sulsel yang akan melakukan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara Oflline. Hal ini dikarenakan lokasi sekolah yang terletak di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan terpencil) yang menyebabkan tak satu pun provider telekomunikasi mampu menjangkau wilayah tersebut. Selain jaringan internet, jaringan listrik di wilayah tersebut juga diakui tidak maksimal sehingga secara teknis pelaksanaan PPDB hanya dimungkinkan secara offline.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Sulsel, Asqar, Kamis 2 Juni 2022.
“Pertama, sekolah tersebut berada di area sangat sulit atau di 3 T. Kedua, dia memang sekolah kecil kalua dia berada di 3T kita sudah tahu bersama tidak ada jaringan internet, listrik saja kita kesulitan. Sehingga sekolah tersebut dalam PPDBnya dilakukan secara offline”, ungkap Asqar.
Meski PPDB dilaksanakan secara offline, namun Dinas Pendidikan menjamin proses yang berlangsung tidak akan merugikan para pendaftar. Transparansi tetap menjadi hal utama yang dikedepankan dalam PPDB tersebut. Apalagi mengingat, sebagai sekolah kecil, jumlah pendaftar selalu lebih sedikit dibanding kuota yang tersedia sehingga otomatis diterima dalam PPDB.
“bahwa sekolah ini jumlah kuotanya selalu tidak terpenuhi secara keseluruhan. Setiap pendaftar secara offlone yang datang kesana pasti diterima. Tidak ada persaingan di situ bahkan kuotanya tidak mencukupi”, jelas Asqar.
Meskipun menggunakan system offline, namun semua proses pada PPDB tetap sama. Jadwal PPDB online maupun offline sama-sama dimulai tanggal 20 Juni mendatang. Semua proses PPDB baik online maupun offline, juga akan menjadi perhatian khusus serta bahan monitoring dari cabang dinas di daerah tersebut.
Selain PPDB, upaya menghadirkan jaringan juga telah dilakukan Disdik Sulsel saat proses ujian nasional berlangsung. Menurut Asqar, pihaknya bahkan memberikan bantuan VSAT (internet satelit) untuk memudahkan proses ujian nasional. Namun jika ini dilakukan saat PPDB yang memakan waktu lebih lama, dikuatirkan biaya operasional akan menjadi beban tersendiri bagi sekolah-sekolah.
“sebenarnya upaya upaya itu sudah kita lakukan, termasuk misalnya kita pada saat ujian nasional itu kita mengirim bantuan VSAT, namun sebenarnya kan yang menjadi kesulitan untuk VSAT ini di operasional. Sementara untuk PPDB ini biasa berlangsung dari dua minggu sampai tiga minggu misalnya kalau ada perpanjangan sehingga operasional dari VSAT itu tidak sanggup lagi untuk dibiayai oleh masing-masing sekolah”. Jelas Asqar.
Saat ini, dari 43 sekolah SMA di Sulsel yang setiap tahunnya menggunakan sistem PPDB offline, tahun ini tersisa 42 sekolah SMA saja. SMAN 14 Maros yang tahun lalu masih menggunakan metode offline, tahun ini sudah dapat melakukan PPDB online setelah Dinas Pendidikan Sulsel melakukan berbagai upaya untuk mendorong jaringan internet menjangkau daerah tersebut. Sementara untuk 42 sekolah lainnya, Disdik mengaku tetap mengupayakan dan memantau area-area tersebut bilamana memungkinkan untuk melakukan PPDB Online setelah ada dukungan dari provider. (*)