PMK Mewabah di Sulsel, 129 Ekor Kerbau dan 1 Sapi Terjangkit

  • Bagikan
ilustrasi

Nurlina menyebut penyebab masuknya virus PMK di Sulsel diduga karena masuknya hewan ternak yang berasal dari daerah yang terjangkit PMK dan juga adanya jalur-jalur pemindahan hewan ternak yang tidak melalui pelabuhan resmi.

Adapun lalu lintas hewan ternak yang masuk ke Sulsel yakni Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Maluku.

"Jadi ternak yang masuk ke Sulsel itu banyaknya biasanya dari NTB, NTT, Maluku. Karena NTB sampai bulan Mei itu sudah terkonfirmasi satu pulaunya terkonfirmasi positif jadi kami tutuplah NTB. Tapi kan jalur-jalur perpindahan ternak bisa saja ada yang tidak melalui pelabuhan resmi. Namun kemarin memang masih ada yang masuk setelah kita pemprov Sulsel melakukan penutupan dari provinsi NTB itu masih ada yang masuk juga. Karena izinnya terlanjur ada sebelum penutupan," ujarnya.

Lebih jauh, daerah lain yang berpotensi terjangkit virus PMK, kata Nurlina yakni Kabupaten Bone. Pasalnya, terdapat 4 ekor kerbau asal Toraja masuk ke Bone. Nurlina mengaku kerbau tersebut dikirim sebelum adanya ditemukan kasus kerbau terjangkit PMK.

"Di Bone karena ada 4 ekor dari Toraja, karena waktu itu belum terkonfirmasi ada ciri, jadi belum ketahuan ada yang positif atau ada yang sakit itu kerbaunya dibawa ke Bone, dan sesampainya di Bone itu sakit," terangnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara, Lukas Pasari Datubari mengatakan pihaknya melakukan beberapa upaya untuk mencegah PMK meluas diantaranya dengan melakukan penutupan Pasar Bolu sejak hari Senin (4/7/2022) yang lalu.

"Sekarang sampai dengan hari data kami sudah 101 yang berkasus. Sudah banyak langkah yang kami lakukan. Pertama, terdeteksi pada hari Senin yang lalu, kami dari pihak pemerintah langsung mengisolasi pasar. Tidak masuk dan keluar karena munculnya kita lihat pertama di pasar makanya kita isolasi. Sekarang kami isolasi semua perbatasan," tuturnya.

  • Bagikan

Exit mobile version