MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI meyelenggarakan webinar nasional Peningkatan Kapasitas Akademisi (ToT Akademisi Sektor Pertanian Tahap 1) dengan tema “Mewujudkan Pembangunan Rendah Emisi dan Tangguh Terhadap Dampak Perubahan Iklim”.
Kegiatan berlangsung secara luring di Aula Hardjoeno, Gedung Sekolah Pascasarjana Unhas, Kampus Tamalanrea, dan terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting pada, Selasa (27/09) sore.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Unhas sebagai perguruan tinggi sangat konsen dan responsif untuk memegang serta mengambil peran keilmuan dalam kaitannya dengan sains perubahan iklim.
Selaras dengan salah satu pembahasan penting dalam forum G20, yakni dukungan bagi bangsa Indonesia untuk berkomitmen menunjukkan kepemimpinan dalam pengelolaaan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim.
“Perubahan iklim berdampak pada banyak permasalahan lingkungan serta dapat memicu berbagai kondisi kesehatan di masyarakat. Dengan demikian diperlukan adanya berbagai upaya melalui langkah strategis mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim, yang berkaitan dengan isu-isu terkini,” jelas Prof JJ.
Lebih lanjut, Prof JJ menambahkan bahwa pola dan gaya hidup berkelanjutan menjadi salah satu bagian terpenting serta memberikan kontribusi besar dalam menekan laju perubahan iklim. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan dalam berkomitmen melakukan pelestarian lingkungan secara optimal dan maksimal yang sejalan dalam mewujudkan konsep 'green campus' dengan pengurangan emisi karbon.
Pembukaan seminar nasional secara resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Ir. Laksmi Dhewanthi, MA, IPU. Dalam arahannya, dijelaskan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI senantiasa berperan secara konsisten dalam melaksanakan implementasi terhadap pengendalian perubahan iklim.
Dalam mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan dapat diwujudkan melalui pengembangan kebijakan tata ruang terintegrasi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, sert adanya penegakan hukum dan rehabilitasi lingkungan hidup.
Peran pemangku kepentingan termasuk akademisi merupakan suatu peran yang sangat menentukan keberhasilan program berkelanjutan dalam bentuk upaya kongkrit mengurangi emisi gas rumah kaca untuk pengendalian iklim.
"Fenomena yang sering terjadi saat ini sangat erat kaitannya dengan hasil kajian ilmuwan bahwa salah satu perubahan ilkim yang terjadi merupakan suatu kejadian iklim ekstrem yang terus berulang. Sehingga diharapkan dalam upaya pengendaliannya kita dapat memulainya dari hal kecil untuk memberikan dampak yang besar kedepannya,” jelas Ir. Laksmi.
Setelah sambutan, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para narasumber ahli lainnya, yakni:
- Dr. Ir. Syaiful Anwarm M,Sc (Direktur Inventerisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan dan Verifikasi)
- Prof. Dr. Rizaldi Boer (Akademisi)
- Dr. M. Ardiasnyah (Akademisi).
Webinar nasional peningkatan kapasitas akademisi kerja sama Universitas Hasanuddin dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ini juga didukung oleh Global Environment Facility(GEF) dan United Nations Development Programe (UNDP). (*)