YOGYAKARTA, RAKYATSULSEL - Musyawarah Nasional XIII Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (PTIS) dihelat di Universitas Islam Indonesia Yogjakarta, yang berlangsung tanggal 8-9 Maret dengan mengusung Tema Perguruan Tinggi Islam Swasta Memajukan Indonesia dan Merawat Jagat.
Agenda yang diikuti 350 Pimpinan perguruan Tinggi Islam se Indonesia ini berlangsung di Auditorium KH Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII dan dibuka secara resmi Sekretaris Dewan Penasehat, Prof Dr H Edy Suandi Hamid M.Ec (8/3).
Prof Edy Suandi sebelum membuka acara, meminta kepada Perguruan Tinggi Islam Swasta yang tergabung dalam BKS PTIS untuk menjadi unggul. Karena itu, PTIS harus maju dan bersinergi mengingat besarnya potensi PTIS untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Lanjut dikatakan, tantangan PTIS masih berat yakni bagaimana meningkatkan mutu sehingga bisa berperan memajukan Indonesia merawat jagat.
“Untuk memajukan Indonesia dimulai dari memajukan secara substantif PTIS bagaimana menjadi perguruan tinggi unggul, excelence, mandiri dan berkelas dunia.
Selain itu, peran PTIS dalam pembangunan karakter manusia Indonesia sangat penting sesuai aspek-aspek pokok ajaran Islam yakni aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Pendidikan karakter adalah bagian dari akhlak ini," ujar Prof Edy Suandi Hamid.
Hal senada disampaikan Ketua Dewan Pembina BKS PTIS, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar yang mengatakan, bahwa Perguruan tinggi Islam Swasta dalam melahirkan lulusan tidak hanya mengedepankan kompetensi yang cakap beradaptasi di era global, namun yang penting adalah peran perguruan tinggi Islam swasta menanamkan nilai dan membentuk karakter atau akhlak yang baik.
"Perguruan Tinggi Islam Swasta memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai pembentukan karakter akhlak manusia," tegas Rektor UMI periode 2010-2018 ini
Ketua Umum BKS PTIS periode 2015-2019 itu menambahkan, bahwa PTIS sebagai entitas yang berlandaskan pada nilai-nilai islami, memiliki peran strategis sekaligus tanggung jawab sosial dalam menjawab tantangan kebangsaan dan keumatan yang semakin kompleks dan intensif, baik di tingkat nasional maupun global.
Rektor Universitas Islam Indonesia, yang juga Sekjen BKS PTIS Prof. Dr. Fathul Wahid dalam sambutannya mengawali ajakan untuk mengirimkan doa kepada almarhum Prof. Dr. H M Syaiful Bahri, MH., Ketua Umum BKS PTIS Periode 2019-2024 yang berpulang kerahmatullah Desember 2022.
Dalam sambutannya, Prof Dr. Fathul Wahid, menuturkan pelaksanaan Munas kali ini dilangsungkan sekaligus dalam rangka pemilihan Ketua BKSPTIS masa bakti 2023-2027.
Disatu sisi Munas XIII juga diisi dengan beberapa agenda diskusi yang mengacu pada tema memajukan Indonesia dan merawat jagat.
"Diharapkan forum ini kita memberikan gagasan perguruan tinggi Islam Swasta mampu menghadapi tantangan keummatan dan kebangsaan dalam memajukan Indonesia dan merawat jagat dengan sinergitas dan kerjasama untuk penguatan pemerataan kapasitas PTIS dalam bidang akreditasi, penjaminan mutu, pengelolaan pelaksanaan kampus merdeka," ujarnya.
BKS PTIS lanjutnya, merupakan forum untuk saling berbagi dan menginspirasi. Semua PTIS yang merupakan representasi bagian anak bangsa Indonesia harus maju bersama dan berkolaborasi. Sebab sekarang era kolaborasi dan bukan kompetisi yang tidak sehat.
Lebih lanjut Fathul mengatakan, tingkat kematangan dalam berkembang PTIS beragam, masalah yang dihadapi pun bervariasi. Sebagian sudah berorientasi global, sebagian lain masih berjuang mencari mahasiswa, bahkan sebagian lain masih memikirkan keberlangsungan hidupnya.
"Karena itu, kolaborasi merupakan kunci untuk maju bersama," katanya.
Rektor UII dua periode ini berharap, kontribusi positif BKSPTIS terhadap pembangunan nasional akan terus meningkat, termasuk dengan mendidik anak bangsa menjadi mumpuni yang berdaya saing. Juga menghasilkan karya akademik yang relevan. Terutama untuk menyelesaikan masalah nyata, serta memajukan kesejahteraan.
PTIS, lanjutnya, juga diharapkan mengasah sensitivitasnya terhadap isu-isu kemanusiaan global. Mulai dari isu kelestarian lingkungan, keamanan energi, perdamaian dan resolusi konflik Hingga isu kesetaraan gender, dan pemerataan kesejahteraan.
“Hanya dengan demikian, kehadiran PTIS akan semakin terasa dampaknya dan tidak terjebak dalam pola pikir ke dalam (inward looking) tetapi semakin memainkan peran kontributifnya (outward looking),” katanya.
Sementara itu, Rektor UMI, Prof. Dr. H Basri Modding, MSi., yang juga Wakil ketua Pengurus BKS PTIS disela-sela acara mengatakan, berkumpulnya Pimpinan PTIS se Indonesia di forum Munas diharapkan dapat terus menguatkan kontribusi dengan bingkai kebersamaan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
"PTIS harus memperkuat inovasi, jejaring dan kolaborasi institusi untuk maju bersama menuju internasionalisasi perguruan tinggi menuju world class university," kuncinya. (*)