MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Prestasi politik Partai Amanat Nasional Sulawesi Selatan mengalami penurunan pada Pemilu 2019. Untuk pertama kalinya, partai berlambang matahari ini kehilangan kursi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. PAN Sulsel selalu berada di jajaran pimpinan parlemen dalam tiga kali pemilu beruntun di daerah ini.
Hanya delapan kursi yang dipersembahkan oleh kader PAN Sulsel pada Pemilu 2019. PAN Sulsel tak punya wakil dari Daerah Pemilihan Satu Sulsel, Dapil Dua Sulsel, Dapil Lima Sulsel, Dapil Delapan Sulsel, dan Dapil Sepuluh Sulsel.
Pada Pileg 2019, PAN secara nasional memperoleh suara 9.572.623 (6,84 persen) mendapat 44 kursi di DPR RI. Sementara di Sulsel, PAN meraih 418.440 suara.
PAN tetap kuat untuk perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat RI. PAN berhasil meraih satu kursi dari tiga dapil yang ada.
Kader PAN yang lolos ke Senayan yakni Ketua PAN Sulsel Ashabul Kahfi, Andi Yuliani Paris, dan Mitra Fachruddin-selengkapnya lihat grafis.
Ketua PAN Sulsel, Ashabul Kahfi menyatakan optimistis PAN bisa kembali masuk tiga besar. Dia mengatakan, untuk mendongkrak suara PAN di provinsi, sejumlah kader tetap dipertahankan seperti Andi Irwandi Natsir, Irfan AB, Muchtar Badawi, dan Arifin Bando.
Untuk merebut kursi kembali di Dapil Makassar B, Ashabul Kahfi memerintahkan kepada Ketua PAN Makassar Hamzah Hamid naik kelas.
Selanjutnya di Sulsel 3 (Gowa Takalar) Ketua PAN Gowa, Husniah Talenrang untuk mendongkrak suara karena Usman Lonta yang sudah dua periode di DPRD Sulsel naik kelas ke Senayan.
Begitu juga Bendahara PAN Sulsel, Syamsuddin Karlos fokus untuk Pilkada Jeneponto sehingga pihaknya menyiapkan Ketua PAN Jeneponto Asdin B Azis Beta
Wakil Ketua PAN Sulsel, Usman Lonta mengatakan pihaknya punya target menang di Pemilu 2024 bahkan meraih tiga besar di daerah ini. Usman mengatakan, partai bertekad untuk mengembalikan kursi pimpinan DPRD Sulsel yang sempat luput pada Pemilu 2019.
"PAN target masuk 3-5 besar. Kami penting merebut kursi pimpinan," ujar Usman, Minggu (11/6/2023).
Anggota DPRD Sulsel itu menegaskan bahwa PAN sudah menyetor bacaleg di 24 daerah termasuk untuk bacaleg Provinsi Sulsel. Usman meyakini, komposisi DCS yang diajukan dapat diandalkan untuk meraih kursi di setiap dapil pada Pemilu 2024.
Menurut dia, pada bacaleg baik pertahan maupun pendatang baru telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bertarung
"Kader PAN yang maju punya pengalaman serta basis suara riil untuk mempertahankan dan menambah kursi di setiap dapil," imbuh dia.
Menurut Usman, PAN Sulsel targetkan 13 kursi untuk DPRD Sulsel saat Pileg 2024 nanti. Selain itu, PAN Sulsel juga berambisi tetap mendudukkan tiga kade di senayan di tiap dapil.
Usman juga mengklaim PAN punya elektabilitas yang cukup kuat di mata masyarakat. Meski diakui pihaknya belum melakukan mendapat hasil survei secara langsung.
"Kalau survei di Sulsel sih belum ada hasilnya. Cuman dari hasil pengamatan langsung dan animo DPD bakal calon legislatif itu sangat menjanjikan sesuai dengan target yang ada," jelasnya.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla mengatakan PAN sebagai salah satu partai memiliki basis dari kalangan Muhammadiyah, patut diperhitungkan di Sulsel.
Menurut dia, apabila PAN konsisten memperjuangkan kepentingan masyarakat, maka akan mudah mendapatkan dukungan.
"Bila PAN bekerja baik, tekad untuk mendapat kursi pimpinan itu tidak sulit. Pengalaman Pemilu 2019 bisa menjadi pelajaran pada pemilu mendatang," imbuh dia.
Adi mengatakan, meskipun PAN memiliki mimpi tinggi untuk merebut kursi pimpinan, namun tidak diimbangi dengan kerja sama yang baik dari kader, maka perolehan target tidak akan bisa tercapai.
"Misalnya caleg provinsi dan DPR RI dari kabupaten dan kota di dapil masing-masing saling menguatkan dan menambah basis suara." ujar Adi.
Direktur Profetik Institute, Asratillah mengatakan, PAN punya pekerjaan rumah yang besar di Sulsel dengan meningkatkan prestasi politiknya merebut kembali kursi pimpinan.
Hal itu bisa dilakukan bila petahana ataupun pendatang baru bisa maksimal dalam mencari suara.
"Salah satu hal penting adalah, Bappilu PAN mesti melakukan pengaturan agar para caleg tidak mengalami irisan garapan basis suara sehingga capaian suara PAN bisa maksimal," ujar Asratillah.
Kedua, sedikit banyaknya PAN akan terganggu dengan kehadiran Partai Ummat, terutama dalam memperebutkan basis tradisional dari Muhammadiyah dan muslim perkotaan.
"Sehingga PAN mesti meyakinkan basis lamanya atau menggarap basis baru agar capaian suara tidak tergerus oleh kehadiran partai Ummat," kata dia.
Ketiga, PAN mesti memiliki isu politik khas yang mesti digarap, karena PAN saat ini serasa tidak punya ciri khas dalam hal isu politik.
"Isu politik yang khas penting sebagai penanda utama parpol, sebagai sarana edukasi politik bagi masyarakat, sekaligus sebagai pembeda bagi partai-partai lain," kata Asratillah.
Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia, Suwadi Idris mengatakan Pemilu 2024 PAN harus kerja keras bila ingin kembali merebut kursi pimpinan DPRD di Sulsel. Salah satunya, dengan melakukan pendekatan kepada kepala daerah.
Menurut dia, saat ini tiga partai besar tengah bersaing yakni Golkar, NasDem, dan Gerindra. Sementara PDIP bisa masuk dalam lima besar.
Suwadi melihat PAN saat ini lebih banyak mengandalkan kader internal dibandingkan merekrut tokoh-tokoh berpengaruh. Bahkan, kader PAN malah 'dibajak' oleh partai lain mantan Bupati Maros, Hatta Rahman.
PAN masih bersaing dengan PPP dan Demokrat," ujar dia.
PAN PeDe di Pilpres
PAN terus berjuang agar bisa membawa Erick Thohir sebagai bakal calon wakil presiden 2024. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menemui Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Selain ke PDIP, PAN juga melakukan komunikasi dengan Partai Gerindra dengan agenda yang sama, yaitu mengusulkan Erick Thohir sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy Syam mengatakan sah-sah saja PAN cukup mengincar posisi cawapres dengan mendorong nama Erick Thohir ke PDIP dan Gerindra.
"Sebab saat ini, baik Ganjar maupun Prabowo masih belum memutuskan siapa cawapresnya," katanya.
Dirinya menyebutkan PAN cukup percaya diri dengan Erick Thohir (ET) dalam merebut posisi cawapres. Figur ET layak untuk dijual.
"Di berbagai hasil survei Erick memiliki tren peningkatan elektabilitas yang signifikan. Di samping itu, sosok Erick punya kedekatan emosional dengan Jokowi, finansial yang memadai dan memiliki jaringan sosial kapital yang luas," bebernya.
"Baik PAN maupun ET akan mendapatkan mutual benefit dari upaya politik yang sedang dijalani," ujar dia.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto mengatakan saat iniPAN memang berupaya mendorong Erick agar bisa mendapatkan ekor jas pada Pemilu 2024.
Namun, PAN harus bersaing dengan partai pengusung lain, seperti Sandiaga Salahuddin Uno, yang disodorkan oleh PPP.
Sementara, apabila berpasangan dengan Prabowo, Erick harus bersaing dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar yang lebih awal sudah siap mendampingi Menteri Pertahanan tersebut.
"Ini masih perlu proses karena Erick dihadapkan beberapa cawapres potensial dan mereka semua ini memiliki kemampuan yang sama," ujarnya.
Dirinya pun menyebutkan setiap capres pastinya akan melihat kekuatan calon wakil ketua mereka baik itu dari segi finansial maupun efek elektorat.
"Pastinya mengukur bagaimana efek politiknya, terutama koalisi dan dukungan para elit," ujar dia. (Suryadi-Fahrullah/C)