Sebelumnya, beberapa daerah mengalami masalah server error sehingga harus melakukan pendaftaran secara offline. Hal yang sama terjadi di salah satu SMA di Kabupaten Maros.
Meskipun pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2 miliar khusus untuk server PPDB dengan mitra Telkom, masalah tersebut belum dapat diatasi.
Masalah ini sudah terjadi sejak tahap pra pendaftaran. Salah satu panitia sekolah juga mengaku kesulitan menangani peserta yang mendaftar secara offline karena sering terjadi down pada server. Ia berpendapat bahwa lebih baik tidak menggunakan sistem aplikasi jika situasinya seperti ini.
"Servernya buruk. Sering down. Tempat verifikasi juga jauh dari rumah dibandingkan dengan sekolah pilihan pertama. Lebih baik tidak ada aplikasi jika seperti ini," ungkap panitia PPDB yang enggan disebutkan namanya.
Keseluruhan kondisi ini seharusnya tidak dianggap sebagai hal yang biasa. Perbaikan sistem harus dilakukan segera mengingat permasalahan serupa telah terjadi pada PPDB sebelumnya.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan mengatasi permasalahan tersebut, penting bagi pihak penyelenggara untuk melakukan perbaikan teknis dan pengelolaan yang efektif dalam sistem PPDB online. Selain itu, aspek keamanan data siswa juga harus dijamin dengan penerapan langkah-langkah keamanan yang tepat.
Pemerintah juga diharapkan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem PPDB online, termasuk pengujian beban, pemantauan kinerja, dan langkah-langkah keamanan yang memadai. Transparansi mengenai masalah yang terjadi dan upaya perbaikan yang dilakukan juga sangat penting agar masyarakat dapat memahami situasi dan memiliki harapan yang realistis terkait penggunaan sistem PPDB online.
Di era digital ini, penggunaan teknologi dalam proses administrasi seperti PPDB online memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan keterjangkauan. Namun, implementasi yang baik dan pembenahan sistem yang tepat perlu dilakukan untuk mencegah konsekuensi negatif bagi pengguna.