MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bakal calon Legislatif (Bacaleg) muda kota Makassar, baik itu kandidat pertahana yang terbilang masih muda dan pendatang baru lebih mengandalkan strategi pada Pemilu 2024 mendatang.
Salah satu bacaleg yang optimistis dapat bersaing di Pileg 2024 adalah Andi Suharmika, legislator muda dari Golkar yang juga akan kembali nyaleg di Pileg 2024.
Ketua AMPG Kota Makassar itu mengakui jika anak muda menghadapi tantangan yang berat dalam memenangkan kontestasi Pileg 2024.
"Karena bukan hanya satu orang yang akan bertarung dalam satu dapil," ujar Bacaleg Dapil 3 Makassar ini.
Meski berat, Andi Suharmika optimis masih bisa terpilih dengan syarat para caleg muda ini dapat memainkan strategi yang lebih inovatif.
"Kita jangan terpaku dengan cara dan gaya yang lama. Dalam mencari suara kita perlu memikirkan cara-cara baru, nah ini yang harus dipikirkan," ujarnya.
Sebagai petahana, Andi Suharmika optimis akan terpilih kembali. Menjadi legislator selama 5 tahun tentu sudah banyak hal yang dia lakukan. Hasil kinerja tersebut dapat menjadi jualannya untuk terpilih kembali.
"Itu yang menjadi bahan dan jualan saya selama saya menjadi anggota DPRD. Dan itu bisa menjadi salah satu alasan saya optimis hari ini untuk terpilih pada Pileg 2024," beberya.
Bacaleg Muda PPP, Sardi, mengatakan dirinya dapat bersaing dalam kontestasi Pileg 2024 di Kota Makassar. Bagi Sardi caleg muda dapat memainkan inovasi yang sesuai dengan karakteristik budayanya. Misalnya memanfaatkan sosial media yang baik untuk membangun citra politiknya.
"Kontestasi pileg 2024 kita tahu bahwa kondisi sudah berubah, ada kesadaran kolektif pemuda dengan memanfaatkan politik sosial media. Mengingat basis pemilih mendominasi generasi Milenial dan Gen Z, sehingga anak muda punya caranya sendiri dengan menyampaikan gagasan serta pendekatan kepada basis pemilih yang mendominasi," ujarnya.
Sekretaris Wilayah GMPI Sulsel ini merasa anak muda perlu merebut kursi di DPRD Kota Makassar agar lebih banyak lagi pikiran segar dan inovatif dalam membangun Kota Makassar dan masyarakatnya menjadi lebih baik lagi. Berharap muncul bibit baru legislator muda yang punya kapasitas menduduki kursi legislatif.
"Sebab tidak sedikit anak muda yang tidak berproses kemudian duduk menjadi wakil rakyat hanya karena mengandalkan popularitas dan kekayaan orang tua misalnya, sehingga pemuda yang berproses dan memahami dinamika tidak sedikit yang terlempar karena tidak punya kans nama besar di belakangnya," tutupnya. (Fahrullah/B)