MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dampak terhadap El-Nino mulai terasa di salah satu kabupaten di Sulsel. Musim kemarau ini mulai mempengaruhi komoditas Padi di Kabupaten Maros.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun), Imran Jausi menyampaikan saat ini terdapat tanaman (Padi) yang sudah masuk kedalam status Puso (gagal panen).
"Sampai hari ini yang sudah berstatus puso ada 154 Ha di Maros," kata imran Jausi saat di konfirmasi, Jumat (25/8/2023).
Ia menuturkan, tak hanya pada komoditas padi yang mengalami gagal panen, juga terdapat komoditas lainnya seperti jagung.
Hanya saja kata dia, untuk gagal panen komoditas jagung itu mash terbilang sedikit saat untuk saat ini, dan pihaknya lebih fokus pada penanganan padi. "Ada juga (gagal panen) sedikit, jagung cuma kita fokus untuk padi," bebernya.
Ia juga terus mengingatkan untuk tetap melakukan mitagasi kekeringan dengan memaksimalkan aliran air dan sumur-sumur serta penampungan air.
Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar memprediksi El-Nino diperkirakan berlangsung sampai Oktober 2023 ini.
Prakirawan BBMKG Wilayah IV Makassar, Sultan Zakaria menyampaikan untuk wilayah pesisir barat, pesisir selatan dan timur sulsel masih akan didominasi cuaca cerah dan cerah berawan.
Ia menyampaikan, Wilayah barat Sulsel meliputi Maros, Pangkep, Barru, Pare-Pare sampai Pinrang. Lalu, Wilayah Timur Sulsel meliputi Sinjai, Bone, Soppeng hingga Wajo. Kemudian, Wilayah Selatan Sulsel dari Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng hingga Bulukumba.
Kata dia, untuk wilayah pesisir utara sulsel, yaitu kabupaten luwu, Luwu timur dan palopo dan Luwu Utara sudah akan mendapati hujan. "Ada Potensi hujan dengan intensitas ringan,"sebutnya dikonfirmasi, Jumat (25/8/2023).
Ia melanjutkan, meski sudah masuk pada fase El Nino saat ini sulsel belum masuk kedalam cuaca ekstrem. Kata dia, untuk wilayah selain Pesisir Utara itu kisaran suhunya diperkirakan 31-33 derajat celsius. "November sudah mulai ada hujan, dan seterusnya," bebernya.
Ia mengimbau, untuk masyarakat saat ini yang memiliki lahan perkebunan sekiranya untuk tidak melakukan pembakaran untuk melakukan pembersihan karena dikhawatirkan terjadi kebakaran yang meluas. (Abu/A)