Tak hanya itu, lanjut Sudirman, penuntasan pembangunan Masjid 99 Kubah, pembangunan rumah sakit dan infrastruktur lainnya, merupakan kerja keras para OPD.
Sudirman memastikan, seluruh program yang diselesaikan selama menjabat tidak bernuansa politis. Menurut dia, semua hal itu didasari untuk memberi pelayanan dan pembangunan kepada masyarakat Sulawesi Selatan.
Di hari terakhir bertugas, Sudirman diarak dari kantor gubernur ke Masjid 99 Kubah di kawasan Centre Point of Indonesia (CPI). Sudirman mengendarai jip elektrik karya siswa SMK 2 Pangkep dan mendapat pengawalan penunggang kuda.Bentangan baliho yang terpampang pada pagar betis menjadi penanda rute yang bakal dilalui iring-iringan pawai.
Tak sedikit juga masyarakat yang menghampirinya mengayunkan tangan untuk berjabat tangan. Tanpa ragu ia menyambut baik uluran tangan masyarakat. Ketika Berada di jalan Jenderal Sudirman, papan ucapan terimakasih juga berjejeran hampir mengelilingi rumah jabatan gubernur sulsel. Sesampai di Masjid 99 Kubah, Sudirman langsung melaksanakan salat Duha bersama pejabat pemprov lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulsel, Setiawan Aswad mengatakan Sudirman merupakan sosok gubernur muda yang cukup memberi inspirasi dalam bekerja.
“Dia gubernur muda yang patut dituakan,” ujar dia. Setiawan mengatakan, Sudirman juga dikenal sebagai sosok yang berintegritas dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang kepala daerah dan menjunjung tinggi profesionalitas.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Andi Iqbal Nadjamuddin mengatakan Sudirman merupakan sosok pemimpin yang amanah dan merupakan sosok dengan profil pekerja yang ulet. Menurut dia, ketelitian dalam bekerja itu ditunjukkan seperti perhatian terhadap hal sederhana namun menjadi atensi penuh.'
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Andi Iqbal Nadjamuddin mengatakan Sudirman merupakan sosok pemimpin yang amanah dan merupakan sosok dengan profil pekerja yang ulet. Menurut dia, ketelitian dalam bekerja itu ditunjukkan seperti perhatian terhadap hal sederhana namun menjadi atensi penuh.
"Persoalan gaji yang terlambat beliau atensi sekali,” kata Iqbal.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulsel, Syaharuddin Alrif mengatakan Penjabat Gubernur Bahtiar Baharuddin akan mengemban tugas melanjutkan pemerintahan Sudirman. Menurut dia, ada plus minus yang telah dilakukan oleh gubernur sebelumnya.
"Tapi, program yang belum terealisasi harus tetap dilanjutkan," kata Syaharuddin.
Menurut dia, Bahtiar memiliki pengalaman yang sudah matang di pemerintahan. Maka, lanjut dia, Bahtiar harus mempersiapkan diri guna menjalankan amanah untuk menutup kekurangan dan kelebihan untuk dilanjutkan.
"Harapan besar termasuk gonjang ganjing soal ASN dan lain-lain itu pekerjaan berat yang harus diperbaiki," ujar dia.
Syahar menguraikan beberapa PR yang telah menanti Bahtiar adalah mengenai dana bagi hasil yang harus dibayarkan kepada pemerintah kabupaten kota. Selain itu, dana percepatan ekonomi nasional (PEN) dan dana proyek yang sudah berjalan tapi tidak terbayarkan sejak 2022. Begitu pula dengan persiapan menyambut Pemilu dan Pilkada Serentak 2024.
"Itu semua pekerjaan mendesak untuk dituntaskan. Kami tidak mau beban seperti ini tidak punya solusi," imbuh dia.
Syahar menyebutkan bahwa penjabat gubernur harus bekerja sesuai dengan aturan dan harmonisasi harus tetap terbangun antara pemerintah provinsi dan para legislator.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Fajlurrahman Jurdi mengatakan penjabat gubernur wajib siap bekerja. Menurut dia, tidak boleh ada paradigma terpisah antara apa yang ada sekarang dan apa yang akan dilakukan oleh penjabat gubernur.
"Tidak ada istilahnya karena statusnya adalah penjabat administratif bukan pejabat politik, maka yang wajib dimiliki adalah program pemerintah yang tidak terputus karena sifatnya berkesinambungan," ujar Fajlurrahman.
Fajlurrahman juga mengatakan, penjabat gubernur harus berada di tengah antara manifestasi politik yang luar biasa besar di hajatan Pemilu 2024 karena apabila yang bersangkutan berpihak, maka akan menimbulkan gejala sosial.
"Kami menolak kalau penjabat gubernur jadi alat politik, apapun alasannya. Siapapun dia, ketika datang hanya memperkeruh cuaca politik di Sulsel, mendingan tidak usah," imbuh dia. (*)