MAKASSAR, RAKYATSULSEL - PDI Perjuangan (PDIP) beri sinyal peluang pertemuan antara ketua umumnya Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pertemuan dua tokoh itu diproyeksikan untuk penjajakan koalisi di Pilpres 2024. Hanya saja jadwal agenda pertemuan kedua mantan Presiden itu, belum dapat dipastikan dalam waktu dekat.
Partai Demokrat sebelumnyha telah menegaskan jika tak mungkin kembali mengusung Anies Baswedan sebagai Capres, sehingga kemungkinan besar Demokrat akan masuk koalisi mengusung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.
"Susah, kecil kemungkinannya kita kembali (usung Anies). Itu sudah dipastikan 99 persen tidak akan kembali ke Anies. Jadi, kami (Demokrat) kemungkinan akan bergabung ke Ganjar atau Prabowo," tegas Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah saat ditemui di DPRD Sulsel, Kamis (7/9/2023).
Hal tersebut disampaikannya, lantaran merujuk pada pertemuan internal Partai Demokrat, dimana Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memanggil seluruh jajaran Ketua DPD Demokrat, di Kantor DPP, Rabu (6/9) lalu.
"Pertemuan terkait langkah kader partai usai tak lagi mendukung Bacapres Anies Baswedan," ujar Wakil Ketua DPRD Sulsel itu.
Bahkan, seluruh DPD dan Bacaleg Partai Demokrat diinstruksikan agar menurunkan seluruh baliho atau APK yang pernah dipasang dan memuat foto Anies Baswedan di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini seiring keputusan Anies Baswedan bersama NasDem yang dianggap sepihak memilih bakal Cawapres Muhaimin Iskandar tanpa sepengatahuan Demokrat.
Ni'matullah pun menegaskan, Demokrat telah move on dari figur Anies Baswedan, meskipun penjajakan koalisi bersama NasDem telah dibangun sejak tahun lalu.
"Bagi kami itu pengkhianatan. Makanya kita harus move on. Turunkan baliho secara baik," ujarnya.
Bagi Ni'matullah, keluarnya Demokrat dari koalisi pengusung Bacapres Anies Baswedan tentu memberikan dampak negatif bagi partainya apalagi menyongsong Pemilu nanti. Tapi diakuinya, perlahan perlahan Demokrat kembali bangkit dan mengatur ritme pergerakan.
"Pasti ada dampaknya. Untungnya Demokrat terbiasa menghadapi masalah. Badai pasti berlalu. Tapi bagi kami badai berlalu lalang. Kita membuktikan bahwa situasi apapun kita solid," ujarnya.
Ia bercerita, ketika pertemuan pimpinan DPD Demokrat se-Indonesia, Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampak tegar, meskipun mendapat pengkhianatan dari Anies Baswedan.
"AHY terharu tidak menyangka partai se-solid ini. AHY terlihat sangat tegar, tenang, tidak emosional. Jarang ada orang jiwa muda, bisa sematang itu kan pemikirannya," ungkapnya.
Di sisi lain, Ni'matullah juga mengakui keluarnya Demokrat dari koalisi turut berdampak terhadap bakal calon legislatif di daerah. Pasalnya sebelum Anies Baswedan memutuskan secara sepihak memilih wakilnya, Demokrat telah menginstruksikan pemasangan baliho mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Caleg berapa banyak? instruksi memasang baliho Anies - AHY . Caleg Kota sudah mencetak baliho puluhan lembar. Ada caleg kota sudah mencetak semacam teko gambar Anies - AHY," tutup Ni'matullah. (Yadi/B)