MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Hubungan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, Ketua DPW NasDem Sulsel, Rusdi Masse dan tokoh politik Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras tak bersatu lagi seperti Pilkada 2020.
Misalnya pada pemilihan Wali Kota Makassar 2020 lalu. Moh Rahmdan Pomanto, Rusdi Masse dan Andi Iwan Darmawan Aras. Kala itu bersekutu dibawa payung koalisi "ADAMA" akronim Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi.
Kini menghadpi pilpres 2024, ketiga elit tersebut berceraih beraih menjadi tiga poros. Danny selaku Wali Kota Makassar memilih hengkang ke PDIP dengan dalil memilih Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, sedangkan RMS bekerja agar NasDem memenangkan Anies Baswedan dan AIA mengikuti usungan partainya Gerindra memenangkan Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia Ras Md menilai antara Danny, RMS dan AIA sebagi icon gerakan pasangan Capres-cawapres di Sulsel memang terus menjadi perhatian.
"Banyak yang menilai jika ketiga tokoh ini bersaing memenangkan para jagoannya di Sulsel," katanya, Minggu (3/12/2023).
Dalam pandangannya, Ras MD mengaku tak melihat jika ketiga sosok tersebut bisa memberi insentif elektoral lebih terhadap para jagoannya. Baik itu Ganjar-Mahfud, Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran.
"Mengapa, karena pengaruh ketiga sosok di atas sangat terbatas. Pengaruhnya di Sulsel belum sekelas JK," ujarnya.
Sehingga siapa pun pasangan capres-cawapres keluar jadi pemenang di Sulsel nantinya, murni karena keinginan publik. Bukan karena sosok tiga orang tersebut.
"Saya punya data, di Sulsel kekuatan prabowo masing menempati posisi teratas, disusul pasangan AMIN. Terakhir pasangan Ganjar-Mahfud. Walaupun Prabowo-Gibran masih teratas, trend elktoraknya cenderung menurun," tuturnya.
Sedangkan posisi pasangan Anies-Muhaimin cenderung meningkat. Adapun pasangan Ganjar-Mahfud, tetap stagnan.
Ia mengatakan, bahwa hasil akhirnya untuk wilayah sulsel, tak ada satupun pasangan Capres-Cawapres bisa menembus angka 50 persen.
"Mengapa, karena Sulsel ini cenderung Prabowo-Anies bersaing cukup ketat. Sedangkan pasangan Ganjar-Mahfud tetap mengambil dukungan dikisaran 15 hingga 20 persen," jelasnya.
Sementara Manager Strategi dan Operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menyebutkan, Danny RMS dan AIA masing-masing memiliki kekuatan pengaruh tersendiri.
Menurutnya, mereka punya cara dan gayanya sendiri dalam membantu peningkatan elektoral capres-cawapres jagoannya.
"Danny kemungkinan akan memaksimalkan pengaruh yang dimilikinya di Makassar, AIA dan RMS akan lebih cenderung mengoptimalkan pergerakan melalui infrastruktur partai yang dipimpinnya," singkatnya.
Diketahui, saat ini masing-masing partai koalisi mematok target perolehan suara pilpres di Sulsel. memperebutkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 mencapai 6.670.582 pemilih yang tersebar di 24 kabupaten kota.
Misalnya, dari kubu Anies-Muhaimin di Sulsel menargetkan menang 57 persen. Kemudian koalisi Prabowo-Gibran melapaui tinggi mencapai 60 persen di Sulsel. Sedangkan tim Ganjar-Mahfud tak jumawa, pihaknya optimis dengan standar 51 persen. (Yadi/B)