Sementara itu, Puspa Ibu rumah tangga mengatakan hadirnya bajaj di kota daeng saat ini terbilang juga sebagai transportasi yang tidak menguras kantong, pasalnya untuk perjalanan yang ditempuhnya baru-baru ini lebih murah dibanding dengan beberapa jenis angkutan lainnya.
Kata dia, untuk perjalanan 11 kilometer dia hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 44 ribu. “Saya bayar Rp 44 ribu, kalau untuk angkutan mobil aplikasi lain itu, biasanya Rp 73 ribu ada juga yang Rp68 ribu,” ulasnya.
Ia mengatakan, untuk bajaj menurutnya itu terbilang murah pasalnya dapat memuat sampai dengan tiga orang, tentu dapat dibayar kongsi untuk para muda-mudi.
Sementara itu, Pengamat Transportasi, Prof Lambang Basri mengatakan, untuk jenis angkutan Bajaj secara fungsi mestinya beroperasi di kawasan yang sudah diatur.
Pasalnya, kata dia untuk esensi angkutan umum tentu harus dapat memuat penumpang yang lebih banyak lagi sehingga volume kendaraan di jalan itu berkurang.
Menuturnya, untuk Bajaj tak begitu optimal jika beroperasi pada jalur yang juga banyak kendaraan pribadi.
“Kalau dia menggunakan jalan yang juga banyak orang menggunakan kendaraan pribadi itu tidak optimal,” paparnya.
Ia tak menampik, tentu untuk minta secara individual pasti akan dimintai masyarakat, hanya saja untuk regulasinya harus diperjelas, baik dari operator angkutan, driver dan regulasi kendaraannya. (Abu/B)