"Kota Makassar yang merupakan jantung perpolitikan Sulsel, menurut dia menjadi senjata tersendiri dari Danny Pomanto apalagi berpasangan dengan Indah nanti," tukasnya.
Terpisah, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto menilai bahwa Danny Pomanto sebagai politisi yang lahir dan berjuang di tengah dinamika politik Kota Makassar yang dinamis, Danny punya nilai plus dibanding sosok Andi Sudirman Sulaiman ataupun Adnan.
"Saya melihat Pak Danny itu besar di Makassar dan pemilih Makassar itu 1 juta lebih, pemilih Sulsel 6 juta. Jadi Danny sebenarnya sudah punya modal hampir 20 persen," jelasnya.
Lanjut Ali, penambahan elektabilitas tersebut yang seharusnya saat ini dikejar oleh seorang Danny Pomanto. Satu-satunya opsi, menurut dia adalah dengan melakukan ekspansi politik atau perluasan wilayah teritorial politik.
"Di Toraja berhasil. Sosok Danny Pomanto cukup populer di Toraja tapi untuk daerah lainnya itu belum. Dan daerah lainnya ini masih dikuasai Sudirman khususnya daerah yang berbasis Bugis, sementara Gowa dan Takalar masih dikuasai Adnan," ujarnya.
Lebih lanjut, berbeda dengan Danny yang menurut Ali elektoralnya sudah mengakar di tingkat Grassroot. Sudirman dan Adnan mesti bekerja keras dengan sisa waktu yang ada untuk membangun akses ke bawah tersebut.
"Yang saya rasa memang stagnan itu Adnan. Belum ada kita lihat gerakan-gerakannya yang pasti. Walaupun dia masih sangat potensial untuk itu. Makanya saya rasa dia sangat potensial dilirik Sudirman Sulaiman menjadi 02," tukasnya.