JAKARTA, RAKYATSULSEL - Lembaga survei dan konsultan politik, Indikator, melansir laporan utuh hasil quick count (QC) pemilihan presiden dan pemilihan umum legislatif 2024 secara nasional.
Sejumlah kejutan mewarnai laporan setebal 27 halaman tersebut yang bisa dilihat atau diunduh di laman indikator.co.id, Senin 19 Februari 2023.
Dalam laporan itu, Indikator memastikan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) salah satu partai yang tidak lolos parliamentary treshold (PT). PT merupakan syarat ambang batas 4 persen untuk bisa mendudukkan calon anggota legislatif di DPR RI.
Di halaman 18 laporan hitung cepat itu, PPP hanya berhasil mengumpulkan suara sebesar 3,65 persen.
Sementara Margin of Error (MoE) atau toleransi kesalahan khusus PPP adalah +/- 0,27 persen. Bila ditambahkan MoE optimis sekalipun, PPP dipastikan hitung cepat itu hanya maksimal mencapai angka 3,92 persen. Kurang 0,08 persen untuk bisa lolos ke Senayan.
Jika dikonversi menjadi suara, kekurangan 0,08 persen ini setara dengan 128.242 suara. Angka ini diperoleh berdasarkan angka partisipasi berdasarkan QC Indikator yakni 78,27 persen. Atau setara 160.302.613 suara dari jumlah DPT 204.807.222 pemilih.
Dalam tabulasi Indikator itu, selain PPP yang dipastikan tidak lolos, ada juga Partai Buruh, Partai Gelora, PKN, Hanura, Garuda, PBB, PSI, Perindo, dan Partai Ummat.
"Partai-partai itu diprediksi tidak lolos PT karena perolehannya signifikan kurang dari 4 persen, termasuk PPP," terang Burhanuddin Muhtadi dalam laporan tersebut.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, optimistis lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen. Meski dalam hasil hitung cepat atau quick count, perolehan suara mereka masih berkutat di angka 3,5 hingga 3,7 persen.
"Ini, kan, menghitungnya by quick count. Kan, belum selesai, belum ditutup. Jadi masih berjalan. Orang itu kalau baru start dari 1-100-lah baru 30 terus orang bilang itu sudah selesai, kan, nggak fair juga," ujar Mardiono di Gedung High End, Jakarta, baru-baru ini. (*)