SIDRAP, RAKYATSULSEL - Sebutan Sidrap sebagai lumbung pangan masih sebatas slogan saja, belum memberikan efek kesejahteraan bagi petaninya atau masyarakatnya.
Sebutan lumbung pangan harusnya identik dengan kesejahteraan karena melimpah nya hasil pertaniannya, tapi itu malah sebaliknya.
Ramli Manong sebagai penggiat pertanian berharap pola pertanian Sidrap harus dirubah, selain sebagai lumbung pangan, juga harus jadi lumbung benih atau pusat perbenihan padi di Sulsel.
Petani harus didorong untuk menghasilkan kualitas beras premium, juga diiringi dengan pembuatan benih padi yang berkualitas tinggi sesuai kebutuhan pasar.
Mantan Manajer PSM ini mengatakan bahwa kedua pola pengembangan ini dapat mengantarkan petani dan masyarakat menjadi sejahtera karena memiliki nilai jual yang tinggi.
'Jika separuh hasil padi dijadikan benih unggul, maka nilai jualnya bisa dua kali lipat dari harga gabah biasa. Begitu juga beras nya," kata dia.
Ramli Manong yang juga mantan aktivis ikatan senat mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) Unhas ini, juga dorong petani untuk menghasilkan produk pertanian organik. Karena produk beras organik juga sangat mahal, bisa dua sampai tiga kali lipat dari harga beras biasa. Karena untuk menghasilkan produk organik biaya pupuknya juga relatif jauh lebih murah dari pupuk kimia.
Untuk itu, tugas pemerintah kedepan adalah bagaimana kembali menjadikan Sidrap sebagai lumbung padi atau pusat benih unggul dan beras premium ataupun beras organik.
Mantan wakil ketua senat Pertanian Unhas ini merasa yakin dengan program ini, kita dapat membuat petani menjadi sejahtera dan hidupnya semakin bahagia. (*)