MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum mengerucutkan figur yang akan diusung menjadi bakal calon gubernur Sulawesi Selatan. Kedua partai ini masih mempersiapkan proses seleksi nama-nama yang telah mendaftar.
Hingga saat ini, belum ada jadwal pelaksanaan uji kelayakan dan uji kepatutan sebagai tahapan penjaringan kandidat. Keputusan mengusung calon, sepenuhnya berada di tangan pimpinan pusat kedua partai tersebut.
Fit and proper test figur yang mendaftar di PKS dan PKB akan dilakukan oleh pimpinan pusat. Ketua PKS Sulsel Muhammad Amri Arsyid mengatakan, sejauh ini figur yang mendaftar di PKS punya peluang yang sama untuk diusung. Oleh sebab itu, PKS belum mengerucutkan nama yang akan diusung nantinya karena masih perlu melewati prosedur tahapan sesuai mekanisme internal partai.
"Belum mengerucut, semua pendaftar punya peluang yang sama. Tunggu saja perkembangan," ujar Amri, Kamis (4/7/2024).
Ada lima nama yang melamar di PKS. Mereka yakni Andi Sudirman Sulaiman, Danny Pomanto, Ilham Arief Sirajuddin, Annar Salahuddin Sampetoding, dan Andi Muhammad Bausawa Mappanyukki.
Menurut Amri, PKS belum menentukan sikap untuk Pilgub Sulsel 2024. Alasanya, DPP PKS akan melakukan fit and proper test untuk penjaringan bakal calon.
Amri mengatakan, sejatinya PKS Sulsel, membuka ruang kepada semua nama bila ingin maju dalam Pilgub Sulsel 2024. Dia menyebut PKS terbuka untuk menjadi kendaraan politik.
"Kami di PKS membuka ruang untuk semua. Paling tidak kami sebagai partai politik membuka komunikasi kepada para calon kepala daerah," kata dia.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa dalam internal PKS ada proses dimana bagi calon gubernur atau kepala daerah diwajibkan mendaftar pada tingkat berjenjang, karena itu menjadi patokan utama sebelum syarat lainnya yakni elektabilitas atau survei.
"Jadi, calon wajib mendaftar. Siapapun ingin menang berjuang bersama PKS memang harus mendaftar di PKS," tegas Amri.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sulsel, Yusran Sofyan mengatakan saat uji kelayakan dan kepatuhan akan dilakukan oleh DPP. Pihaknya telah mengagendakan untuk giliran bagi Danny Pomanto.
"Sebenarnya hari ini (kemarin) jadwalnya Danny, tapi Presiden melakukan kunjungan ke Sulsel sehingga Danny minta dijadwalkan ulang," kata Yusran.
Untuk kandidat lain, kata Mantan Wakil ketua DPRD Sulsel ini, masih terbuka karena baru dua figur yang mengembalikan formulir.
"Tahapan penjaringan sampai saat ini masih terbuka. Calon gubernur bisa mendaftar di DPW dan bisa langsung ke DPP," imbuh dia.
Menurut Yusran, pihaknya belum memberi sinyalemen untuk mendukung salah satu kandidat. Dia mengatakan, pengurus daerah hanya mengikuti keputusan dari DPP.
Sebelumnya, Ketua PPP Sulsel, Imam Fauzan mengatakan PPP Sulsel sudah mulai memberikan sinyal usungan untuk calon gubernur Sulsel. PPP, kata dia, memberi lampu hijau kepada Danny Pomanto dan Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras.
"Danny dan Irwan Aras merupakan dua figur yang sangat layak untuk memimpin Sulsel. Keduanya punya peluang besar diusung oleh PPP," kata Imam.
Imam mengatakan, meski Iwan Aras tidak mendaftar di PPP Sulsel, namun bisa langsung mendaftar saat tahapan penjaringan di DPP.
"Aturan partai kami, untuk tingkat gubernur dan calon kepala daerah diizinkan mendaftar langsung di DPP. Setelah itu baru diinformasikan ke DPW siapa saja calon gubernur yang mendaftar melalui DPP," beber Imam.
Sementara itu, peluang Sudirman Sulaiman, juga terbuka sebelum pendaftaran ditutup oleh KPU pada akhir Agustus nanti.
"Bukan berarti kami menutup peluang untuk mengusung calon lain, seluruh cakada mempunyai peluang yang sama. Tapi untuk Danny dan Iwan Aras mempunyai kans yang lebih besar untuk diusung PPP," kata dia.
Golkar Pakai Tiga Lembaga Survei
Sementara itu, Golkar Sulsel segera mengumumkan calon usungannya di Pilgub Sulsel akhir Juli ini. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar Sulsel, La Kama Wiyaka, mengungkapkan pengumuman itu sisa menunggu hasil survei dari tiga lembaga yang digandeng untuk mengukur elektabilitas figur.
"Insyaallah akhir bulan ini kira-kira sudah ada penetapan calon gubernur Sulsel, calon usungan Golkar. Minggu kedua Juli ini disurvei, jadi dua minggu setelahnya mungkin sudah bisa-mi ada penetapan," katanya kepada wartawan, Kamis (4/7/2024).
La Kama mengatakan, pengumuman itu diambil berdasarkan hasil koordinasi dengan DPP Partai Golkar. Usai pelaksanaan survei oleh tiga lembaga yang digandeng yakni Indonesia Political Review (IPR), Poltracking Indonesia, dan Trias Political Consultant.
"Info yang disampaikan DPP ke kami itu paling lambat minggu kedua Juli survei tahap kedua sudah berjalan. Ada tiga lembaga survei yang dibagi di Sulsel ini tahap kedua," kata La Kama.
Menurut La Kama, penetapan bakal calon usungan itu akan diumumkan oleh DPP Golkar. Dia juga mengungkap untuk penentuan usungan kali ini dikendalikan langsung oleh DPP Golkar. "DPP semua, kita di sini hanya fasilitasi saja. Tidak ada-mi (pleno di DPD), pokoknya apa hasil survei itu yang kami ikuti. Tetapi pasti hal lain pasti akan jadi pertimbangan," ujar dia.
Soal figur yang bakal diusung, La Kama mengaku baik kader internal maupun eksternal peluangnya sama. Golkar juga memotret simulasi pasangan bakal calon.
"Semua masih berpeluang. Figur eksternal juga bisa saja, kan ini yang disurvei tidak terbatas internal, termasuk juga eksternal disurvei. Termasuk di survei ada simulasi pasangan, kalau (figur) ini 01 siapa yang terbaik, jadi bisa saja terjaring eksternal," imbuh dia.
"Jadi siapa saja yang berkembang di masyarakat itu yang akan terjaring. Karena survei ini tidak terbatas internal," tambah La kama.
Bahkan figur eksternal yang siap bergabung jadi kader Golkar akan diprioritaskan. Apalagi jika memiliki elektabilitas yang tinggi.
"Semua figur, internal eksternal, apalagi kalau figur itu bersedia bergabung dengan Golkar akan semakin besar peluangnya diusung dengan berdasarkan survei," jelasnya.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto menilai, semua calon yang telah mendaftar di parpol siap-siap menelan pil pahit kekecewaan bila tak dilirik partai untuk diusung. Apalagi, partai saat ini sudah mengerucut untuk menentukan figur potensial.
"Jadi, siap-siap kecewa. Baliho-baliho sosialisasi yang menjajah ruang kota, bisa jadi tidak menggambarkan situasi pertarungan di bilik suara," ujar Luhur.
Menurut dia, kandidasi di Pilwali Makassar akan ditentukan formasi dukungan partai di Pilgub Sulsel. Kalau belum ada koalisi pasti di Pilgub, kepastian calon di Pilwali juga masih penuh ketidakpastian.
"Sekarang ini, nama-nama bakal calon yg sedang bersosialisasi masih di uji endurance-nya. Ketahanannya sampai di mana, untuk sampai pada buang handuk," ucap dia.
Luhur mengatakna, setidaknya ada tiga kategori bakal calon yang akan 'buang handuk' sebelum pilkada serentak. Pertama, kandidat yang jor-joran bersosialisasi tetapi tidak dapat mencukupkan syarat dukungan partai. Kedua, Ada juga yang telah diberi kesempatan oleh partai untuk bersosialisasi dan meningkatkan elektabilitas, tetapi tidak tercapai. Ketiga, yang menguji dukungan pasca kekalahan di Pileg. Motifnya pragmatis, ingin balik modal pasca gagal waktu jadi caleg.
"Ketiga tipikal ini akan perlahan-lahan hilang dari konstelasi pilkada. Bahkan sangat mungkin muncul nama baru sebelum penetapan yang selama ini tidak pernah bersosialisasi," ujar dia. (fahrullah-suryadi/C)