Disdik Sulsel Tegaskan Tidak Ada Siswa Siluman dalam PPDB 2024

  • Bagikan
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulsel, Muhammad Nur Kusuma

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2024 di Sulsel berjalan lancar.

Bahkan, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulsel, Muhammad Nur Kusuma, dengan tegas menyatakan, tidak ada siswa siluman dalam PPDB 2024 Sulsel, mulai dari tahap awal PPDB hingga jalur prestasi SMA.

"Dalam setiap tahapan PPDB 2024 ada masa sanggah dimana semua sanggahan yang diterima, baik melalui sekolah, Cabang Dinas Pendidikan maupun Panitia Tingkat Dinas Pendidikan diselesaikan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam Petunjuk Teknis (Juknis) PPDB 2024," ujar Nur Kusuma, Selasa (9/7/2024).

Nur Kusuma mengungkapkan, pada saat berjalannya tahapan penerimaan melalui jalur prestasi SMA yang merupakan tahapan akhir PPDB 2024, berdasarkan data yang ada jumlah pendaftar di Kota Makassar sebanyak 3.057 casis (calon siswa), sementara daya tampung yang tersedia adalah 1.285 kursi, dimana masih terdapat 1.772 casis yang belum bisa tersalurkan.

Berdasarkan data tersebut, Kepala Dinas Pendidikan memerintahkan kepada Kepala Bidang SMA untuk melakukan pemetaan terhadap sarana prasarana dan ketersediaan guru SMA Negeri pada daerah-daerah yang berpotensi terjadi penumpukan pendaftar, khususnya di Kota Makassar.

"Dari hasil pemetaan khusus Kota Makassar bisa dilakukan penambahan sebanyak 30 rombel yang dapat menampung 1.080 calon siswa serta jumlah kursi di SMK Negeri se-Kota Makassar yang masih dapat menampung 460 calon siswa. Sehingga jumlah keseluruhan calon siswa yang dapat ditampung pada SMA dan SMK Negeri adalah 1.540 casis," katanya.

Nur Kusuma menjelaskan, selain melakukan pemetaan terhadap kondisi sarana prasarana, Tim Helpdesk PPDB 2024 juga melakukan pemetaan terhadap pengaduan yang diterima dari orang tua calon siswa dan melakukan pemetaan terhadap alamat casis.

"Beberapa kesulitan yang dialami Tim Teknis Pemetaan adalah pada beberapa daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, tetapi hanya terdapat satu SMA Negeri, seperti SMA 4, SMA 21, dan SMA 9 Makassar," jelasnya.

"Selain itu, ada beberapa daerah blind spot, yaitu Kawasan Pettarani, Rappocini, hingga Banta-bantaeng. Sementara, dari sisi pemetaan pengaduan 98 persen masyarakat tetap menginginkan anaknya sekolah di SMA Negeri," tambahnya.

Nur Kusuma menerangkan, berdasarkan data-data yang ada baik dari kondisi sarana prasarana, guru dan pengaduan, Dinas Pendidikan memutuskan untuk melakukan penambahan ruangan kelas pada SMA-SMA negeri yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan membuka jalur pemenuhan kuota.

"Dalam jalur pemenuhan kuota, Dinas Pendidikan melakukan pemetaan siswa berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain, jarak rumah ke sekolah, pengaduan orang tua langsung dan lokasi kerja orang tua," terangnya.

"Dari hasil pemilahan, maka Dinas Pendidikan melakukan penyaluran calon siswa yang belum lulus dalam tahapan prestasi ke sekolah-sekolah berdasarkan pemetaan terhadap pengaduan," tambahnya.

"Pemenuhan kuota yang merupakan solusi akhir terhadap calon siswa yang belum lulus, Dinas Pendidikan melakukan secara optimal dan berusaha memenuhi seluruh ketentuan yang berlaku," sambungnya.

Pada kesempatan ini, Nur Kusuma, menegaskan, selain itu, pada tahun ajaran 2024/2025, Dinas Pendidikan juga akan menyalurkan seragam sekolah kepada seluruh peserta didik yang diterima melalui jalur afirmasi, diharapkan dengan penyaluran seragam sekolah kepada peserta didik yang tidak mampu bisa meringankan beban orang tua siswa.

"Dalam setiap jalur penerimaan PPDB 2024, Satuan Pendidikan dilarang keras melakukan pungutan dengan alasan apapun, termasuk mengarahkan tempat pembelian baju seragam sekolah," tegasnya. (Armansyah)

  • Bagikan