MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Danny Pomanto dan Azhar Arsyad lebih dahulu mengumumkan ke publik sebagai pasangan yang siap maju di pemilihan gubernur Sulawesi Selatan. Keduanya meyakini bahwa tiga partai yang berkoalisi untuk mengusung, tidak akan bergeser ke pasangan manapun.
Kehadiran pasangan ini bisa meng-kapitalisasi sentimen anti-kolom kosong hingga menjadi keuntungan elektorat. 'Deklarasi' dini yang dilakukan sekaligus mengirim pesan kepada Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi bahwa tak ada pasangan tunggal di Pilgub Sulsel, 27 November mendatang.
Koalisi antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mengusung pasangan Danny-Azhar di Pilgub Sulsel. Namun, hingga saat ini baru PKB yang secara resmi telah mengeluarkan rekomendasi. Adapun PPP dan PDIP masih membekali Danny Pomanto dengan secarik surat tugas, tanpa menyertakan nama calon pasangan.
Meski begitu, Danny-Azhar begitu percaya diri untuk 'deklarasi'. Bertempat di kediaman pribadi Danny Pomanto di Jalan Amirullah pada Minggu malam (4/8/2024), Danny mengumumkan akan berpasangan dengan Azhar di Pilgub Sulsel mendatang.
"Sekaligus saya memperkenalkan slogan Save Sulawesi Selatan," ujar Danny.
Save Sulawesi Selatan merujuk pada situasi politik menjelang pendaftaran pasangan calon ke KPU. Berbagai cara dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dengan misi pada Pilgub Sulsel hanya diikuti oleh satu pasangan calon yang melawan kolom kosong. Sebelumnya, mayoritas partai politik mendukung pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi.
Danny berharap partai politik yang sudah ada dalam barisan semakin memperlihatkan kekompakan menjelang pendaftaran. Dia mengatakan, koalisi partai itu akan menjadi kendaraan untuk maju.
"Kami berdua memakai tagline DIA Baik untuk Semua. Selamatkan Sulsel saya pikir bagian emosional dari masyarakat Sulsel hari ini," imbuh Danny.
Adapun, Azhar Arsyad merasa tersanjung dengan adanya silaturahmi tersebut. Dia berharap apabila ditakdirkan memimpin Sulsel ke depannya maka chemistry bagi keduanya juga diharapkan berjalan baik.
"Mudah-mudahan kecocokan ini berlanjut bukan hari ini tapi semoga bisa sampai sepuluh tahun yang akan datang," ujar dia.
Adapun Wakil Ketua Umum DPP PPP, Amir Uskara meminta doa agar pasangan dapat meraih kemenangan di Pilgub Sulsel dan juga di Pilwali Makassar.
"Danny Pomanto sudah pantas naik kelas. Selama sepuluh tahun memimpin Kota Makassar dinilai berhasil," ujar Amir.
Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDI Perjuangan Sulsel, Iqbal Arifin menyampaikan, kekuatan di Pilgub dan Pilwali Makassar ini sangat besar.
"Ada tiga partai politik ini mewakili nasionalisme religius. Danny-Azhar untuk rakyat," ucap Iqbal.
PPP, PDIP, dan PKB sepakat untuk satu paket juga di Pilwali Makassar. Koalisi ini mengusung istri Danny Pomanto, Indira Jusuf Ismail yang berpasangan dengan Ilham Ari Fauzi Amir Uskara.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma, menilai kontestasi Pilgub Sulsel semakin menarik dengan munculnya pasangan Danny-Azhar.
"Mereka sama-sama punya pengalaman. Danny di pemerintahan dan Azhar legislatif," ujar Sukri.
Menurut Sukri, pasangan Danny-Azhar akan menjadi pasangan kuat untuk mengimbanhi isu calon tunggal melawan kolom kosong. Dia mengatakan, yang paling penting sekarang adalah bahwa ada upaya untuk tidak terjadi kolom kosong, sehingga ketika pasangan ini muncul, sudah pasti akan ada penantang kuat bagi Sudirman-Fatmawati.
"Kehadiran sosok Danny Pomanto punya kemampuan untuk mengkapitalisasi sentimen anti kolom kosong yang masih kuat di tengah masyarakat," ujar Sukri.
Sukri menekankan, sentimen antikolom kosong dapat menjadi modal besar bagi pasangan Danny-Azhar jika mereka dapat memanfaatkan dengan baik. Selain itu, potensi adanya head to head di Pilgub Sulsel menjadi keuntungan bagi keduanya.
"Dalam posisi head to head seperti ini, sentimen tersebut bisa menjadi kekuatan yang signifikan dan membawa pasangan ini bersaing secara serius di Pilgub 2024," imbuh Sukri.
Selain melihat kekuatan bakal calon gubernur, publik juga mulai membanding-bandingkan calon wakil yakni Fatmawati versus Azhar. Meski pada posisi wakil, akan tetapi ketokohan keduanya tetap diperhitungkan dalam menarik dan menggalang suara masyarakat.
Salah satu kontras antara Fatmawati dan Azhar yang mencuri perhatian masyarakat adalah keterpilihannya dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) Februari 2024 lalu. Srikandi NasDem itu berhasil lolos ke DPR RI dari daerah pemilihan Sulsel I dengan suara terbanyak yaitu 106.806 suara.
Sementara Azhar, yang juga merupakan Ketua DPW PKB Sulsel dalam Pileg 2204 sudah tidak berhasil meraih kursi DPRD Sulsel. Atas dasar inilah, masyarakat banyak membandingkan kekuatan kans kedua tokoh politik asal daerah wilayah Utara Sulsel atau Ajatappareng itu.
Menurut Sukri, untuk kedua figur tersebut sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk Azhar, kata Sukri, saat didorong mendampingi Danny Pomanto dan didukung beberapa partai lainnya tentu ada hitung-hitungan yang menguntungkan.
"Tentu saja setiap kandidat dalam situasi ini ketika direkomendasikan sebagai calon wakil Gubernur tentu alasannya tidak hanya satu. Salah satunya diharapkan menjadi penarik suara dari masyarakat. Itu pasti karena tidak mungkin di dorong kalau tidak ada yang di lihat. Tapi tentunya, syarat lainnya mereka juga menjadi bargaining dari partai politik. Karena Azhar, ketua PKB," kata Sukri.
Menurut Sukri, melihat Pilkada bukan hanya soal individu, melainkan kerja tim dan paket pasangan calon. Dalam perbandingan langsung, Fatmawati mungkin lebih unggul dalam hal kemampuan merebut suara, tetapi dalam konteks Pilkada, penilaian akan lebih kepada kekuatan pasangan calon secara keseluruhan.
"Tapi dalam hal ini Pilkada bukan hanya satu orang, tapi satu paket dan juga kerja-kerja tim. Tapi kita juga melihat memang membandingkan kedua nama ini, Fatmawati dan Azhar. Untuk Fatmawati kan terpilih di dapil satu Makassar, itu artinya dia memperoleh suara cukup besar, dia cukup punya basis. Ditambahkan dengan basis asalnya Ajatappareng, tentu dianggap punya modal. Sementara pak Azhar kemarin tidak terpilih meskipun ketua partai, tentu itu juga menjadi pertanyaan," ujar Sukri.
"Tapi itu, kalau dibandingkan secara head to head mungkin ibu Fatmawati lebih unggul. Kalau melihat indikator itu bahwa aspek keterpilihan atau kemampuan untuk merebut suara. Namun ketika di Pilkada yang akan diliat satu paketnya dan biasanya cenderung akan melihat lebih kepada kosong satu dan kemudian dilengkapi kosong duanya," sambung dia.
Meski demikian, menurut Sukri, kiprah politik Fatmawati juga tidak luput dari sorotan. Ia pernah kalah di kampung halamannya yaitu di Sidrap saat mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah. Selain itu, beberapa jabatan yang tidak diselesaikan juga disebut tidak akan luput dari perhatian masyarakat.
Sementara keunggulan, Azhar sebagai ketua partai memiliki catatan keberhasilan dalam membawa partainya meraih kursi di beberapa tempat, meski tidak terpilih sebagai legislator. Menurutnya, kedua tokoh ini memiliki kekuatan masing-masing, meskipun dalam variabel yang berbeda.
"Sama-sama punya kekuatan meskipun tidak apple to apple di ruang yang sama. Meskipun juga pada titik lain masing-masing potensi menjadi titik lemahnya. Orang akan menilai ibu Fatmawa tidak pernah menyelesaikan tugasnya, sehingga belum terlihat apa sebenarnya yang dilakukan beliau. Sementara pak Azhar yang tiba-tiba muncul saya kira itu juga yang harus ditutup bahwa dia pantas bukan hanya sekedar hasil politik yang sekedar untuk melengkapi kursi penduduk pak Danny Pomanto," imbuh dia.
Sisi lain, kedua tokoh politik ini juga disebut-sebut memiliki koneksi politik yang kuat. Untuk Azhar selaku ketua PKB memiliki jaringan politik dengan organisasi keagamaan seperti NU. Sementara Fatmawati yang merupakan istri dari tokoh politik yang namanya cukup mentereng di Sulawesi Selatan, yakni Rusdi Masse Mappasessu (RMS).
"Hal itu tentu akan menjadi salah satu hal yang akan dilihat masyarakat. Sehingga kita tidak bisa membandingkan apple to apple dalam posisi variabel yang sama. Karena kalau kita juga melihat secara objektif, ibu Fatmawati juga pernah kalah di basisnya sendiri di Sidrap ketika maju di Pilkada. Kemudian di Makassar juga kemarin, kalaupun juga misalnya berhasil itu juga tidak bisa dilepaskan dari peran Danny Pomanto.
"Itu prinsip dasarnya kalau kita melihat dua figur ini. Azhar juga tidak terlepas dari PKB, saat ini ada pegangan antara PKB dengan NU. Sayakira PKB juga bisa dalam tanda petik memanfaatkan basis-basis NU. Tapi di sisi lain juga ibu Fatmawa bisa memanfaatkan dalam tanda petik kepopuleran RMS, karena selama ini kan RMS dianggap sebagai tokoh yang cukup menarik perhatian dan tokoh berpengaruh di peta perpolitikan Sulsel," imbuh dia.
Paket Indira-Ilham
Sementara itu, pasangan Indira-Ilham juga untuk pertama kalinya secara resmi muncul di hadapan publik. Pasangan yang yang mengincar Pilwali Makassar ini juga siap diusung oleh PPP, PDIP, dan PKB dan akan menantang Munafri Arifuddin- Aliyah Mustika Ilham, serta Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi.
Indira mengatakan meskipun dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda, namun akan berusaha tetap solid bersama Ilham. Menurut dia, mereka akan saling melengkapi dalam membangun visi dan misi dalam melanjutkan kebaikan Kota Makassar.
"Insyaallah kami dapat sambutan baik masyarakat, saya baru dua kali turun menyapa masyarakat bersama Ilham. Alhamdulillah kami akrab," imbuh ingkat Indira.
Duet ini mewakili dua kelompok yang memiliki peran vital dalam pembangunan kota. Diharapkan mampu membawa angin segar dengan memperjuangkan aspirasi dua segmen penting dalam masyarakat.
"Izinkan kami mengumumkan tagline 'INIMI' Lanjutkan Kebaikan, Teruskan Kebaikan, sebagai Tagline untuk maju di Pilwali 2024," ujar Indira.
Sementara itu, Ilham menyapa dan memperkenalkan diri kepada partai koalisi sebagai representasi generasi Z yang ikut maju di kontestasi Pilwali 2024 bersama Indira. Ilham mengatakan, generasi Z memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan kota. Di Pilwali 2024, Ilham membandingkan dirinya sebagai Deng Tayang, yaitu sosok yang akan selalu menunggu dan menghampiri.
"Kepada teman-teman sekalian anggap saya teman seumuran dan kepada orang tua, anggap saya sebagai anak," kata Ilham.
Dengan semangat yang tinggi dan dukungan solid dari partai koalisi, paket Indira-Ilham optimistis dapat meraih hati masyarakat Makassar dan membawa perubahan yang diinginkan.
Siap Menangkan Seto-Rezki
Adapun, pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Makassar Andi Seto Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi (ASA-RML) hadir di tengah konsolidasi tim dan relawan internal Partai NasDem Makassar di NasDem Building, Jalan Metro Tanjung Bunga. Konsolidasi itu jadi persiapan untuk memenangkan pasangan tersebut.
Ketua Nasdem Makassar, Andi Rachmatika Dewi, mengatakan momentum Pilwali tahun ini merupakan reuni Partai NasDem dan Gerindra. Keduanya kembali berkoalisi usai memenangkan pasangan calon usungannya di Pilwali Makassar 2020.
"Kami dengan Gerindra sudah biasa kerja sama. Jadi ini momentum untuk mengulang kemenangan di Pilwali Makassar tahun ini rasanya tidak sulit," ujar Cicu -sapaan akrab Rachmatika.
Dia menyampaikan bahwa Partai Nasdem dan Gerindra adalah partai yang tahu cara memenangkan pertarungan di kota Makassar. Menurut dia, melalui konsolidasi kali ini, NasDem siap menang dan berkolaborasi dengan Gerindra. Apalagi kedua partai meraih hasil baik di Makassar pada Pemilu 2024.
"Pilwali 2020 kita menang, Pileg 2024 baru-baru ini Partai Nasdem kembali menang, dan Partai Gerindra kembali duduk sebagai pimpinan di Kota Makassar," sambung Cicu.
Konsolidasi ini merupakan momen pertemuan pertama Andi Seto Asapa dan Rezki Mulfiati sebagai pasangan bakal calon dengan seluruh pengurus DPC dan DPRt Nasdem se-Kota Makassar.
Sementara itu, Andi Seto mengaku bersyukur karena bisa hadir langsung di tengah keluarga besar Partai Nasdem Kota Makassar. Ia memuji kekompakan partai besutan Surya Paloh yang sudah memenangkan Pileg di Makassar dua kali berturut-turut.
"Saya tahu NasDem kota Makassar ini merupakan daerah unggulan di Sulawesi Selatan, saya bersyukur bisa berpasangan dengan kader NasDem untuk maju di Pilwali," ucap Seto.
Seto meyakini koalisi NasDem dan Gerindra di Kota Makassar akan padu dan memudahkan kerja-kerja dalam upaya memenangkan pertarungan di Pilwali tahun ini.
"Partai NasDem diincar oleh banyak calon karena tahun ini kursi ketua DPRD Kota Makassar dipegang kembali oleh NasDem. Itu membuktikan infrastruktur partai ini luar biasa di Makassar," imbuh dia. (suryadi-isak pasa'buan/C)