MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Andi Seto Ghadista Asapa telah menuntaskan banyak program selama lima tahun menjabat bupati Sinjai. Semua program itu demi kemajuan daerah dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemajuan yang telah dicapai menjadi dasar untuk diteruskan oleh bupati selajutnya.
Di masa kepemimpinan Seto di Sinjai, kesejahteraan petani dan nelayan meningkat. Sapi milik peternak diasuransikan. Gratis. Premi ditanggung pemerintah daerah. Syaratnya: sapi mau diinseminasi buatan. Dengan program ini, peternak tak khawatir menderita kerugian andai terjadi kematian induk sapi. Klaim atas kematian induk sapi yang diasuransikan sebesar Rp 10 juta per ekor.
Selain itu, peternak, petani, dan nelayan dibukakan akses untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ini memberi kesempatan bagi mereka jika ingin mengagunkan ternak atau usaha tani dan nelayan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha. Tim percepatan akses keuangan daerah dibentuk untuk memberikan bimbingan dan pembinaan.
Pembangunan infrastruktur tidak sebatas perbaikan jalan dan jembatan, tetapi juga merahabilitasi jaringan irigasi dan membenahi sistem perpipaan air minum. Buah dari pembangunan infrastruktur menunjukkan hasil.
BPS mencatat, tahun 2020 pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto sektor usaha konstruksi melonjak hingga 540 persen. Capaian itu membuktikan pembangunan infrastruktur berdampak pada bertumbuhnya pendapatan masyarakat.
Pembangunan infrastruktur dibarengi dengan pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan digratiskan. Bahkan siswa baru disiapkan perlengkapan sekolah seperti pakaian seragam, sepatu, topi, dasi, dan alat tulis. Pengerjaannya diberikan kepada pengusaha kecil di daerah sehingga mereka memiliki tambahan pendapatan.
Siswa dan mahasiwa berprestasi diberi beasiswa. Beasiswa disalurkan untuk delapan kategori: prestasi akademik, olahraga, motivasi ilmu pengetahuan dan teknologi, kepemimpinan, inovasi, kelangkaan profesi, dan utusan daerah. Tahun 2019 dan 2020, sebanyak 297 siswa dan mahasiswa berprestasi memperoleh beasiswa dari jenjang S1, S2, hingga S3 di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Sejak awal menjabat bupati, Andi Seto berkomitmen, tidak boleh ada masyarakat miskin yang tidak memiliki kepesertaan BPJS Kesehatan. Pemerintah daerah menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam program Jaminan Kesehatan Daerah Plus.
Dibuka gerai pelayanan satu pintu untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat dengan menempatkan petugas dari Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kesehatan, BPJS, dan Jasa Raharja.
Pasien yang memerlukan rujukan pengobatan di Makassar disediakan Rumah Singgah. Dua rumah di Kompleks Wesabbe Makassar disewa sebagai Rumah Singgah. Pasien dan keluarga di Rumah Singgah mendapatkan pelayanan gratis, dari komsumsi hingga pengurusan administrasi di rumah sakit.
Tenaga medis siaga 24 jam, dilengkapi fasilitas ambulans dan kendaraan roda dua. Pelayanan sejak pengantaran dari Sinjai dan selama menjalani pengobatan di Makassar. Boleh dikata, Sinjai satu-satunya pemerintah daerah di Sulawesi Selatan yang menyediakan Rumah Singgah bagi warganya.
Benih kepedulian kepada masyarakat tertanam dalam diri Seto sejak kecil. Benih itu ditabur oleh ayahnya, almarhum Andi Rudiyanto Asapa, pengacara terkenal di Makassar tahun 1980-1990-an.
Seto menyaksikan Rudiyanto lebih banyak menghabiskan waktu membela kepentingan masyarakat, terutama masyarakat marginal. Kondisi itu ia rasakan hingga remaja.
Lulus dari SMA Rajawali Makassar, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Univeritas Trisakti, Jakarta. Di kampus ini ia menjadi aktivis, pernah menjabat Ketua Parlemen Fakultas Hukum. Setahun menyandang gelar sarjana hukum, ia terbang ke Melbourne, Australia.
Di Negeri Kanguru itu, Seto menempuh program Master of Low Monash University. Dia aktif menjadi Pengawas Pelaksana Pemilu di Melbourne. Kuliah di Jakarta dan Australia tak hanya memberinya ilmu dan pengetahuan, tetapi juga jaringan. Teman-temannya menyebar di banyak negara.
Panggilan jiwa mengabdikan untuk kepentingan masyarakat mengantarnya bergabung ke Partai Gerindra. Di partai ini ia sempat diberi amanah menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Penyelesaian Sengketa Pemilu kemudian Ketua Bidang Pemberdayaan Kepala Daerah se Indonesia.
Dari partai ini pula menjadi kendaraan untuk mengikuti pemilihan Kepala Daerah Sinjai dan terpilih sebagai bupati periode 2018-2023. Kini Seto ingin melanjutkan pengabdian di kota kelahirannya sebagai calon Wali Kota Makassar. (*)