Azhar menyebut bahwa dirinya telah meminta klarifikasi kepada Sekretaris Golkar Makassar, Wahab Tahir, namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. "Pak Wahab hanya mengatakan bahwa keputusan ini adalah hak prerogatif Ketua (Munafri Arifuddin)," jelasnya.
Azhar juga menegaskan bahwa mereka sebagai Pimcam turut berperan dalam perolehan suara Golkar di daerah pemilihan masing-masing. "Partai Golkar meraih 97 ribu suara, tentu kami juga memiliki andil dalam capaian itu," tambahnya.
Terkait arah dukungannya pada Pilwakot mendatang, Azhar mengaku belum memutuskan ke mana akan memberikan dukungan. "Namun secara pribadi, saya tidak akan mendukung Pak Appi lagi. Saya menganggap kandidat lain di nomor urut 2, 3, dan 4 adalah calon terbaik untuk memimpin Makassar," ujarnya.
Sementara itu, Hakim, eks Pimcam Kecamatan Tamalanrea, menyatakan bahwa Golkar adalah partai kader, bukan partai keluarga. Menurutnya, ada prosedur yang harus dijalankan dalam melakukan pergantian Pimcam, yakni melalui Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub).
"Jika ada kader Golkar yang dianggap tidak sejalan, harus ada proses yang benar, mulai dari surat peringatan pertama, kedua, hingga ketiga. Mengganti Pimcam tidak bisa dilakukan secara sepihak, dan sampai saat ini Pak Appi belum pernah melakukan pemanggilan untuk klarifikasi," tandas Hakim. (Fahrullah/B)