“Silat Lidah” di Debat Terbuka

  • Bagikan
rambo/raksul

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan akan adu program dalam debat kandidat terbuka pertama, malam nanti. Momentum ini menjadi panggung utama bagi kontestan untuk memperlihatkan keseriusan mereka dalam membangun daerah.

Tarung visi, misi, serta gagasan di sesi ini bukan sekadar tanding wacana, isi kepala, dan "silat lidah" dari para kandidat. Lebih dari itu, publik Sulawesi Selatan menunggu calon yang dapat menunjukkan kualitas kepemimpinan, ketenangan, dan kemampuan dalam menguraikan rencana-rencana strategis yang bisa menjadi dasar bagi calon pemilih dalam menentukan pilihan pada 27 November mendatang.

Komisi Pemilihan Umum Sulsel menjadwalkan debat kandidat terbuka digelar di Hotel Four Points by Sheraton, Jalan Andi Djemma, Kota Makassar. Tema debat adalah Peningkatan Kesejahteraan dan Pelayanan Publik yang Aksesibel dan Responsif.

Debat perdana ini, sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat untuk melihat visi dan misi besar dua pasangan calon. Mohammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto punya pengalaman sebagai Wali Kota Makassar dua periode. Adapun wakilnya Azhar Arsyad merupakan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Sulsel dan pernah menjadi legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel.

Sementara Andi Sudirman Sulaiman merupakan mantan gubernur. Sedangkan wakilnya Fatmawati Rusdi pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Makassar mendampingi Danny Pomanto, sebagai anggota DPR RI periode 2014-2018. Sejatinya, Fatmawati kembali duduk di Senayan, tapi memilih mengundurkan diri karena maju di pilkada.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Profesor Sukri Tamma menilai debat perdana ini akan menjadi ajang penting bagi masyarakat dalam melihat dan menilai visi serta program dari dua pasang kandidat. Selain dari isi materi debat, Sukri menekankan pentingnya penampilan dan sikap para kandidat selama berdebat guna merebut panggung.

Menurut dia, masyarakat akan melihat calon yang mampu menjaga ketenangan, menunjukkan kesopanan, dan tampil tenang di hadapan publik. Hal-hal tersebut, menurut dia, akan menjadi nilai tambah yang dapat memperkuat simpati masyarakat.

“Debat ini bukan hanya panggung bagi para kandidat untuk menyampaikan gagasan, tetapi juga untuk menunjukkan kualitas kepemimpinan, ketenangan, dan kemampuan menjaga etika dalam berdebat,” ujar Sukri kepada Harian Rakyat Sulsel, Minggu (27/10/2024).

Sukri mengatakan, pasangan calon patut menerjemahkan tema debat yang ditentukan oleh KPU Sulsel dalam setiap program-program yang akan dijual ke masyarakat. Kedua pasangan itu, kata Sukti, sudah punya pengalaman panjang di eksekutif maupun legislatif.

"Saya meyakini bahwa kandidat tidak akan kesulitan untuk merancang program yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat Sulsel berdasarkan dengan tema debat tersebut," imbuh Sukri.

Hanya saja, Sukri juga mengingatkan agar para kandidat tidak hanya memberikan program-program yang terlihat luar biasa di atas kertas, tetapi juga harus inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

“Kami ingin melihat terobosan baru yang tidak hanya menarik, tetapi benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Dibutuhkan program-program inovatif. Jangan sampai para kandidat melakukan hal-hal yang mungkin terlihat luar biasa tapi tidak sesuai dengan konteks kebutuhan masyarakat," kata Sukri.

Selain itu, kedua pasangan ini juga disebut memiliki keunggulan masing-masing. Danny Pomanto, misalnya, memiliki banyak pengalaman di tingkat kota dan telah meluncurkan berbagai program selama menjabat. Program-program yang dinilai berhasil itu, kata Sukri, bisa dijadikan salah satu materi atau contoh untuk dapat diterapkan di daerah lain di Sulsel bila terpilih.

Sementara itu, Sudirman yang pernah menjabat sebagai gubernur, dianggap lebih mengenal permasalahan di seluruh wilayah Sulsel, sehingga akan lebih mudah menjelaskan permasalahan yang ada sesuai tema debat.

"Tentu saja pengalaman ada, Sudirman pernah menjabat wakil gubernur dan gubernur, mungkin akan lebih sedikit memahami 24 daerah yang ada. Tetapi justru sebenarnya ada peluang untuk Danny Pomanto mentransfer atau mempromosikan program tentang keberhasilan-keberhasilannya yang dia lakukan di Makassar untuk ditetapkan secara luas di Sulsel," ujar Sukri.

"Danny bisa menawarkan itu sebagai kelebihan. Sementara Sudirman, karena sudah pernah menjadi gubernur bisa lebih mengenal apa yang dibutuhkan masyarakat Sulsel. Jadi keduanya punya nilai lebih," sambung Sukri.

Dalam debat nantinya, masyarakat disebut akan menilai calon yang dapat menyampaikan gagasan dengan lugas dan jelas. Kemampuan Danny Pomanto dan Andi Sudirman dalam berbicara di depan publik akan menjadi sorotan, mengingat keduanya memiliki karakter yang berbeda dalam berkomunikasi.

"Ini juga yang nanti menarik ditunggu. Mana di antara mereka yang diunggulkan dan mendapatkan simpati dari masyarakat," tutur Sukri.

Selain para calon gubernur, peran para calon wakil juga menjadi sorotan penting dalam debat. Sukri menilai bahwa baik Azhar Arsyad maupun Fatmawati Rusdi harus tampil aktif dalam perdebatan ini. Menurut dia, masyarakat juga akan melihat para wakil ini bukan sekadar “ban serep” atau pendamping pasif.

Sukri mengatakan keduanya diharapkan mampu menampilkan visi dan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu di Sulsel dan turut serta dalam menyampaikan solusi untuk tantangan yang ada. Menurut dia, kehadiran calon wakil itu disebut akan ikut memperkuat dan menunjukkan bahwa mereka memang pasangan yang kompak dan siap bekerja sama dalam pemerintahan nantinya.

"Ini bukan hanya panggung calon gubernur saja, tetapi juga peran wakil dalam memperkuat visi. Wakil yang bisa tampil kompak dengan calon gubernur akan mendapat simpati masyarakat,” ujar Sukri.

Di sisi lain, Azhar dan Fatmawati juga diharapkan bisa menunjukkan kepiawaian mereka di bidang legislatif dan eksekutif. Pengalaman legislatif yang mereka miliki seharusnya menjadi modal kuat untuk memahami regulasi dan tantangan dalam memberikan pelayanan publik yang efektif di Sulsel. Menurut Sukri, debat perdana ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang adu visi, tetapi juga unjuk kekompakan pasangan calon. Publik Sulsel akan melihat apakah mereka bisa saling melengkapi dan bekerja sama sebagai pasangan pemimpin yang siap membawa Sulsel ke arah yang lebih baik nantinya.

"Dari latar belakang calon wakil gubernur mestinya bisa mengeksplorasi dan memperlihatkan punya pengetahuan dan juga visi ke depan untuk Sulsel karena mereka selama ini tugasnya di wilayah Sulsel jadi semestinya tahu situasi. Itu nanti akan kita lihat apakah bisa mengekspor pengetahuan itu atau tidak," ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu.

Kesiapan Calon

Juru bicara Danny-Azhar, Asri Tadda menyatakan pihaknya sangat siap menghadapi debat terbuka perdana. Dia mengatakan finalisasi persiapan dilakukan di Tokka, Maros. Asri mengungkapkan ada sejumlah hal yang akan menjadi sorotan Danny-Azhar pada debat perdana nanti. Salah satunya terkait defisit APBD yang disebut menjadi beban Pemprov Sulsel.

"Selain soal defisit anggaran yang terus jadi beban Pemprov sampai hari ini, juga soal nasib petani, nelayan, pendidikan dan kesehatan," kata Asri.

Asri menegaskan Danny-Azhar menguasai materi dan tema yang akan dibahas dalam debat itu. Apalagi, kata dia, Danny sudah terbiasa dengan arena debat. Adapun Azhar juga punya pengalaman panjang di forum-forum terbuka sebagai seorang mantan aktivis.

"Tidak ada yang perlu kami khawatirkan menghadapi debat beson (malam nanti)," imbuh Asri.

Sementara itu, juru bicara Sudirman-Fatmawati, Muhammad Ramli Rahim mengatakan, tak ada persiapan khusus yang dilakukan baik pasangan ini. Dia mengatakan, keduanya sudah berpengalaman di pemerintahan sehingga diharapkan dapat menguasai materi terkait tema debat yang telah ditetapkan oleh KPU Sulsel.

"Keduanya punya pengalaman dan siap berdebat sehingga tidak akan ada keraguan untuk memberikan penampilan terbaik," kata Ramli.

Ramli menyakinkan, kedua pasangan itu tampil sangat baik, utamanya Sudirman yang sudah pernah debat di panggung pilgub. Dari sisi pengalaman, kata Ramli, pasangan ini juga sudah teruji. Sudirman dengan modal pernah memimpin Sulsel dan Fatmawati sebagai mantan wali kota Makassar dan Anggota DPR RI.

"Kalau melihat dari pengalaman kerja, Sudirman-Fatma akan tampil sangat baik," tutur dia.

Kesiapan Polda Sulsel

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Yudhiawan Wibisono mengimbau masyarakat atau simpatisan kedua calon gubernur Sulsel agar tetap tertib dan menjaga keamanan saat menghadiri debat perdana.

"Pilihan boleh berbeda, pandangan boleh berbeda, tetapi tetap bersatu. Kita berharap seluruh masyarakat dan berbagai untuk menjaga keamanan karena sangat penting untuk kita semua," ujar Yudhiawan.

Yudhiawan mengatakan, keamanan Sulsel adalah prioritas agar seluruh kegiatan, bukan hanya pelaksanaan pilkada tapi juga aktivitas masyarakat tidak terganggu. Terlebih, Sulsel ini disebut merupakan gerbang Indonesia Timur, di mana jika semuanya aman maka kegiatan ekonomi pun akan berjalan dengan baik.

"Apalagi Sulsel merupakan gerbang Indonesia Timur untuk investasi, pembangunan perekonomian dan lain sebagainya. Kalau aman, kondusif, pasti investor masuk dan ekonomi akan maju. Sehingga semua akan membawa dampak kemakmuran bagi seluruh masyarakat Sulsel," imbuh dia.

Adapun untuk pengamanan debat, lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 itu menyebut semuanya telah dipersiapkan. Namun untuk jumlah personel yang dilibatkan, Yudhiawan mengaku belum mengetahui total keseluruhan personel yang ditugaskan mengawal jalannya debat calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel.

"Untuk pelaksanaan kami sudah setting dan terus dimantapkan. Endingnya diharapkan debat besok dapat berlangsung aman dan tertib," ujar Yudhiawan.

Mantan Kapolda Sulawesi Utara itu menjelaskan, secara keseluruhan pengamanan tahapan Pilkada serentak 2024 di Sulsel akan dijaga 12.036 personel dari total keseluruhan sebanyak 18.535 orang. Khusus untuk Polda Sulsel, ada sekitar 5.852 personel yang akan dikerahkan dalam mengamankan tahapan-tahapan Pilkada serentak 2024.

"Untuk di Polda itu sekitar 5.852 personel yang terlibat langsung karena semua polres-polres jajaran juga melaksanakan. Ada sekitar 23 persen kekuatan Polda Sulsel ikut melaksanakan mengamankan Pilkada," beber dia.

Sebelumnya, Kepala Biro Operasi Polda Sulsel Komisaris Besar Polisi Bambang Widjanarko mengatakan sebanyak 602 personel dari Polda Sulsel yang akan dikerahkan dalam pengamanan debat Pilgub Sulsel. Ratus personel itu akan ditempatkan di beberapa titik di lokasi kegiatan.

“Total pengamanan debat Pilgub nanti sejumlah 602 personel. Kita membuat sistem pengamanan, ada ring 1 di dalam, kemudian ring 2 di area parkir, dan ring 3 itu di pintu masuk,” kata Bambang.

Bambang juga menjelaskan pihaknya ikut menyiapkan personel untuk mengantisipasi terjadinya tindakan-tindakan lain yang dapat mengganggu jalannya kegiatan, seperti demo di sekitar arena lokasi debat. Termasuk melakukan pengamanan di posko induk para pasangan calon gubernur Sulsel.

“Kami juga mengantisipasi jika ada demo dengan menempatkan personel di ring tiga dan belakang. Termasuk di posko live report, karena sebelum acara ada live report. Kami juga mengamankan masing-masing paslon, jadi masing-masing ada 35 personel setiap posko induk paslon,” kata Bambang. (suryadi-fahrullah-isak pasa'buan/C)

  • Bagikan