"Alhamdulillah, dari sejumlah metode penghitungan, baik quick count, real count dan rekap data desk Pilkada, pasangan Husniah - Darmawangsyah menang mutlak. Kita akan kawal kemenangan ini hingga penetapan oleh KPU," ujar Rahmansyah.
Rahmansyah menambahkan, finalisasi perhitungan suara akan dilakukan secara berjenjang dari PPK dan KPU Gowa.
"Kita tunggu saja hasilnya bersama dan saya yakinkan bahwa angka-angka valid dari data internal tim kami bisa dipertanggung jawabkan," tegasnya.
Kemudian, di Pilkada Kabupaten Sinjai, paslon Ratnawati Arif dan Andi Mahyanto Mazda (RAMAH) meraih dominasi suara. Ratna juga sebagai perempuan pertama yang akan menjabat bupati di Bumi Panrita Kitta– julukan Kabupaten Sinjai. Pasangan Ratnawati Arif- Andi Mahyanto Mazda nomor 02 diusung oleh Partai Gerindra, PDIP dan PPP kini meraih 45,14 persen suara.
Tak hanya itu, perempuan Sulsel yang sukses di Pilkada serentak 2024 menjadi wakil adalah Aliyah Mustika Ilham. Mantan Anggota DPR RI ini berhasil memenangkan Piwalkot Makassar bersama Calon Wali Kota, Munafri Arifuddin.
Diketahui, Pilwalkot Makassar diikuti empat paslon. Paslon Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham yang diusung partai Golkar, Demokrat, Perindo, Partai Ummat, Hanura dan PBB mendapat dukungan 54,69 persen suara.
Aliyah Mustika Ilham mengapresiasi kinerja aparat kepolisian dalam melakukan pengamanan terkait jalannya pesta demokrasi. Sebab ia menilai kinerja aparat kepolisian tidak ada istilah 'cawe - cawe'.
Menurut Aliyah, kemenangan pihaknya betul - betul berasal dari suara rakyat.
"Untuk itu bapak ibu yang saya hormati dan saya muliakan, mohon doanya kepada kami berdua agar kami tetap amanah, Istiqomah dan tawadduh dalam menjalankan tugas yang berat ini," ucapnya.
Mantan anggota DPR RI itu menegaksan bahwa paslon MULIA tetap berada di garis rakyat dan tetap memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi dan visi-misi sesuai kebutuhan rakyat.
"Insya Allah kami akan tetap berada di tengah-tengah rakyat dan berada di garis rakyat dan terus mengawal apa yang menjadi kehendak rakyat. Rasa hormat kami kepada pejuang. Apa yang menjadi persembahan kami, itu di jalan pengabdian. Kawallah kami dan kepada partai-partai pendukung kami, harus menjadi pengawas," tutur Aliyah.
Selain itu, di Pilkada Sidrap, ada nama Nur Kanaah yang unggul sebagai calon wakil bupati, bersama pendampingnya, Syaharuddin Alrif.
Nur Kanaah merupakan sosok birokrat yang kini tinggal menunggu pelantikan sebagai perempuan pertama yang menjabat Wakil Bupati di Bumi Nene Mallomo– julukan Kabupaten Sidrap. Paslon yang diusung Partai NasDem, Demokrat, PKS, PPP, Perindo, PAN, PSI, PBB, Hanura dan Gelora ini meraih 65,12 persen.
Terakhir di Pilkada Kabupaten Luwu Timur. Duet Irwan Bachri Syam–Puspawati Husler sukses menaklukkan pasangan petahana Budiman-Akbar. Puspawati Husler akan menjadi Wakil Bupati dari figur perempuan. Paslon yang diusung Partai NasDem, Gelora dan PSI ini meraih 51,72 persen suara di daerah tersebut.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Pemerhati Masalah Perempuan (YPMP) Sulsel, Aflina Mustafainah menilai kemunculan kandidat perempuan memberikan angin segar dan kesempatan bagi kaum perempuan.
"Saya kira ini memang kesempatan yang baik ya, apalagi kandidat perempuan lumayan banyak," jelasnya beberapa waktu lalu.
Pihaknya berharap representasi politik kaum perempuan ikut andil dalam pengambilan kebijakan publik khususnya di Sulsel.
"Tentu saja mereka perempuan yang maju Pilkada 2024 di Sulsel semuanya potensial dan telah memiliki pengalaman mumpuni di bidang politik," ucap Aflina.
Direktur Lembaga Kerja Penelitian Publik (LKPP) Sulsel, Andi Sri Wulandani menekankan pentingnya para calon kepala daerah khususnya kaum perempuan yang terpilih dalam Pilkada tidak hanya sekadar memenuhi kuota. Akan tetapi harus memiliki komitmen nyata untuk mengawal isu-isu penting seperti disabilitas, perlindungan anak, lansia, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perkawinan anak.
"Isu-isu tersebut masih minim dibahas dalam arena politik, kita berharap calon kepala daerah perempuan dapat menjadi agen perubahan yang membawa suara kelompok rentan ke dalam agenda mereka," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penting bagi calon pemimpin untuk memahami isu gender tidak hanya berkaitan dengan laki-laki dan perempuan, tetapi juga saling berhubungan dengan isu-isu sosial lainnya yang lebih luas.
"Sering kali dianggap tidak relevan dalam diskusi politik, padahal ini sangat penting dan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat," tambahnya.
Dengan tingginya angka perkawinan anak dan kekerasan dalam rumah tangga, pihaknya berharap calon kepala daerah dapat mengintegrasikan solusi untuk isu-isu tersebut jika memimpin nantinya.
"Kita ingin menitipkan pesan bahwa calon kepala daerah perempuan harus aktif mengampanyekan isu-isu ini dan tidak hanya fokus pada agenda yang lebih umum," tegasnya.
Maraknya perempuan mendapat panggung dalam Pilkada Serentak 2024 ini dinilai sebagai salah satu kemajuan dalam berdemokrasi. Hal tersebut disampaikan oleh pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Rizal Fauzi.
"Di Pilkada 2024 ini kita melihat bahwa masyarakat Sulsel semakin cerdas dalam menentukan pilihan. Dalam artian gender atau jenis kelamin itu bukan lagi menjadi variabel utama dalam memilih, akan tetapi lebih kepada track record dan kemampuan jaringan kandidat," ujar Rizal, Jumat (29/11/2024).