JAKARTA, RAKYATSULSEL - Wacana Reshuffle kabinet di 100 hari kerja pertama pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka semakin hangat.
Di tengah dinamika politik yang belum sepenuhnya stabil, muncul isu jika dua nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan bergabung dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Isu ini menjadi perbincangan setelah sejumlah pakar politik menyoroti arah kebijakan kabinet Prabowo-Gibran.
Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Muhammad Anas RA, menilai wacana reshuffle kabinet masih terlalu prematur. Menurutnya, evaluasi kinerja menteri dalam 100 hari belum cukup relevan, kecuali ada kasus hukum atau bencana alam nasional yang memengaruhi kerja kabinet.
Namun demikian, Anas mengakui bahwa beberapa menteri di Kabinet Merah Putih sempat memicu kegaduhan di tengah masyarakat. Namun ia menilai masih terlalu dini untuk membicarakan reshuffle kabinet.
"Kepemimpinan Presiden Prabowo ditandai dengan ketegasan dan kebijakan pro rakyat yang memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat," ujar Anas, Kamis (30/1/2025).
Beberapa program unggulan yang menjadi sorotan publik antara lain Makan Bergizi Gratis (MBG), efisiensi perjalanan dinas pemerintah hingga penghematan Rp20 triliun, serta kenaikan gaji guru.
"Kebijakan ini secara langsung meningkatkan kepuasan publik atas kinerja Presiden Prabowo," jelas Anas.
Lebih lanjut, Anas mengapresiasi gaya kepemimpinan Prabowo yang memberikan kepercayaan penuh kepada para menterinya untuk bekerja secara optimal demi kepentingan bangsa.
Ia yakin indikator kinerja yang digunakan presiden akan menjadi acuan untuk menilai dan mengevaluasi para pembantunya.
"Saya melihat gaya kepemimpinan Prabowo memberi kepercayaan para menteri berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara," pungkasnya. (*)