Oleh: Kamaruddin Hasan
Rektor ITBA Al Gazali Barru
MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Namun, tidak jarang kita melihat sebagian orang menjalani Ramadhan dengan beban, merasa terpaksa, atau bahkan kehilangan semangat dalam menjalankan ibadah. Padahal, Ramadhan sejatinya adalah momentum untuk membangun kebahagiaan spiritual dan mental yang sejati. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun mental Happy Ramadhan, mental yang penuh kebahagiaan, keikhlasan, dan antusiasme dalam menyambut dan menjalani bulan suci ini.
Mengapa Mental Happy Ramadhan Penting?
Kebahagiaan dalam menjalani ibadah sangat berpengaruh terhadap kualitas spiritual seseorang. Jika seseorang beribadah dengan perasaan bahagia, maka ibadahnya akan lebih khusyuk, ringan, dan bermakna. Sebaliknya, jika ibadah dijalani dengan keterpaksaan atau tanpa semangat, maka hasilnya tidak akan optimal, baik secara spiritual maupun psikologis.
Dalam psikologi, kebahagiaan (happiness) erat kaitannya dengan kondisi mental yang positif. Ketika seseorang menjalani ibadah dengan bahagia, hormon dopamin dan serotonin dalam otak meningkat, sehingga tubuh lebih sehat, pikiran lebih jernih, dan hati lebih tenang. Oleh karena itu, membangun mental Happy Ramadhan bukan hanya tentang kepatuhan dalam menjalankan ibadah, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan kondisi mental yang membuat ibadah terasa lebih menyenangkan dan bermakna.