Protes Tambang Berujung Kekerasan di Mateng, Satu Warga Luka Parah

  • Bagikan
Korban pembacokan akibat konflik tambang pasir di Desa Karossa, Mamuju Tengah

MAMUJU, RAKYATSULSEL – Aksi protes warga Desa Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) terhadap aktivitas tambang pasir PT Alam Sumber Rejeki (ASR) pada 26 April 2025 berujung pada kekerasan.

Seorang warga yang menentang aktivitas tambang menjadi korban pembacokan oleh pendukung perusahaan. Dalam sebuah video yang beredar pada Minggu (27/4/2025), korban terlihat mengalami luka tebas parah di lengan, punggung, dan kepala, dengan tubuh berlumuran darah.

Saat ini, korban tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Mamuju.

Pendamping hukum warga, Fajrin Rahman, menegaskan bahwa insiden ini merupakan akibat dari upaya perusahaan yang dinilainya sengaja menciptakan perpecahan di kalangan masyarakat — antara kelompok pendukung dan penolak tambang.

"Perusahaan harus bertanggung jawab atas peristiwa berdarah ini," ujar Fajrin dalam keterangannya, Senin (28/4/2025).

Sejak November 2024, warga Karossa, Budong-Budong, dan Silaja secara aktif menolak kehadiran kapal tambang yang beroperasi di muara Sungai Karossa. Meski sudah ada kesepakatan dengan DPRD Sulawesi Barat pada 16 Januari 2025 untuk menghentikan operasi tanpa keputusan final, PT ASR tetap melanjutkan aktivitasnya.

Puncaknya terjadi pada Sabtu (26/4/2025), ketika kapal PT ASR kembali memaksa masuk ke muara dengan pengawalan aparat kepolisian dan warga yang mendukung tambang. Hal ini memicu kemarahan warga pesisir Desa Karossa dan Silaja, memperburuk ketegangan sosial yang sudah terjadi.

"Konflik ini bermula sejak PT ASR hadir. Pencabutan izin tambang menjadi solusi mendesak untuk memulihkan stabilitas sosial di wilayah ini," tambah Nurwahidah Jumakir, pendamping hukum warga lainnya.

Pihak kepolisian telah menangkap pelaku pembacokan dan membawanya ke Polres Mamuju. Namun, situasi di lapangan masih memanas. Beberapa kendaraan yang diduga milik pendukung tambang berusaha memasuki wilayah Desa Karossa, namun warga sigap menghalangi akses untuk menjaga keamanan pemukiman. (Sudirman)

  • Bagikan