Manajemen Takdir

  • Bagikan
Darussalam Syamsuddin

Oleh: Darussalam Syamsuddin

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Perjalanan hidup manusia mengenal tiga pusat pendidikan dan pemeran utama; rumah tangga yang berperan ibu-bapak (orang tua), sekolah yang berperan adalah guru atau pendidik, dan masyarakat yang berperan adalah tokoh-tokoh masyarakat. Ketiganya dikenal dalam dunia pendidikan dengan istilah Tri Sentrum Pendidikan. Proses pendewasaan jasmani dan rohani seseorang melalui tiga hal ini meskipun antara satu dengan yang lainnya saling melengkapi.

Al-Qur'an menyebutkan, Allah berjanji akan mengangkat derajat seseorang atau bangsa atas lainnya dengan dasar: iman, ilmu, dan akhlak. Dalam konteks budaya, manifestasi iman adalah karakter atau integritas, integritas akan membuat dan ilmu akan membuat akan membuat seseorang atau bangsa memiliki nilai lebih dari yang lain.
Contoh yang paling dekat sekarang ini adalah teknologi gadget, seperti halnya ponsel ataupun komputer.

Meskipun ukurannya kecil dan ringan, harganya mahal karena di dalamnya terdapat investasi sains teknologi tinggi yang mampu melayani kebutuhan manusia untuk berkomunikasi jarak jauh, kapan saja, dan di mana saja.
Keterbatasan telinga untuk menangkap suara jarak jauh sangat terbantu oleh teknologi ponsel di mana dan kapan pun dapat berkomunikasi karenanya. Kelemahan daya ingat manusia sebagai makhluk yang sering lupa, sangat terbantu oleh teknologi yang mampu menyimpan gambar dan informasi yang sewaktu-waktu dapat ditampilkan ulang.

Karena itu, harga ponsel dan komputer mahal seiring dengan cepatnya produk-produk terbaru saling berebut peminat yang menawarkan kelebihan dari masing-masing produk ponsel dan komputer tersebut. Bukan hanya karena teknologinya, melainkan cakupan dan kapasitas memori penting dapat tersimpan aman di dalamnya.
Pilar utama berupa iman, ilmu, dan akhlak akan mengangkat kehidupan manusia agar tidak berhenti menjalani hidup pada tataran nature sebagaimana kehidupan hewan, melainkan naik ke tataran kultur, yakni hidup berbudaya dan berkeadaban.

Berbagai contoh dapat kita temukan dan kita rasakan dalam kehidupan, misalnya, manusia ditakdirkan secara natural tidak pandai terbang, tetapi dengan prestasi sains dan teknologi. Manusia menciptakan pesawat terbang yang jauh lebih besar dan perkasa dibanding dengan burung apa pun.

Manusia ditakdirkan tidak mampu berenang menyaingi kehebatan renang ikan lumba-lumba. Namun, atas takdir Tuhan menganugerahkan akal, manusia bisa menciptakan kapal selam.

Manusia tidak dapat menempuh perjalanan jarak jauh dengan waktu yang cukup singkat, tetapi dengan teknologi kereta cepat, semisal Whoosh, dapat mempersingkat perjalanan yang tadinya ditempuh dalam waktu yang cukup lama menjadi singkat. Sederet contoh lain dapat disebutkan, melalui proses pendidikan, manusia mengembangkan manajemen takdir untuk membangun kebudayaan dan peradaban.

Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan adalah memahami dan mengidentifikasi perilaku alam, perilaku sosial, dan humaniora. Dengan bantuan pemahaman yang benar, manusia menciptakan teknologi untuk membantu penyelenggaraan hidup agar lebih nyaman dijalani. Tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi, kita sulit menciptakan kesejahteraan hidup bagi miliaran penduduk bumi.

Salah seorang muslim pemenang hadiah Nobel dalam bidang fisika, Abdus Salam menyebutkan bahwa Al-Qur'an memesankan dua hal penting yakni tafakur dan tasyakur. Tafakur artinya menangkap hukum-hukum alam dalam hidup ini dengan merenungkan ciptaan Tuhan inilah kemudian melahirkan sains, sedangkan tasyakur adalah melipat-gandakan nikmat dan karunia Tuhan dalam kehidupan, inilah yang kemudian melahirkan teknologi.

Manusia diciptakan Tuhan di bumi untuk menjadi khalifah bukan di langit. Predikat ini diberikan kepada anak cucu Adam karena akal pikirannya. Ciptaan Tuhan yang lain seperti malaikat dan iblis tidak dijadikan sebagai khalifah di bumi.

Meskipun demikian malaikat lebih taat dari pada manusia meskipun tidak memperoleh predikat khalifah, dan iblis sebagai pembangkang melebihi manusia. Karenanya manusia dapat melebihi keutamaan malaikat ketika mengendalikan nafsu dengan akal pikirannya. (*)

  • Bagikan