MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Komunitas Ojek Online yang tergabung dalam Driver Online Bersatu Bergerak (Dobrak) Makassar menggelar unjuk rasa menolak wacana merger dua perusahaan ride-hailing terbesar di Indonesia yakni Grab dan Goto yang saat ini dibawahi Gojek.
Unjuk rasa yang di gelar di kawasan CPI ini digelar Minggu (11/5/2025) menyusul wacana merger antara dua raksasa industri ride-hailing Grab dan GoTo yang marak diperbincangkan. Grab disinyalir tengah menyiapkan dana sebesar Rp33 Triliun untuk menguasai GoTo.
Koordinator Dobrak Makassar, Eeng mengatakan wacana merger Goto dengan Grab yang merupakan perusahaan teknologi yang berbasis Singapura ini, bukan hanya persoalan bisnis, melainkan ancaman kedaulatan ekonomi digital nasional.
Imbasnya kata Eeng adalah penguasaan ini disinyalir membuat para ojek online akan terdampak secara signifikan dari rencana penggabungan ini.
Lebih jauh, Goto juga merupakan perusahaan yang telah melibatkan jutaan pelaku ekonomi kecil dan menengah, dari mitra driver, ojek daring sampai UMKM dan disinyalir akan terdampak.
"Banyak dari mereka sebelumnya adalah pengangguran yang secara status sosialnya adalah kaum yang terpinggirkan, kaum marginal, saat ini mendapat ruang, minimal bisa mengangkat status sosial yang sangat sederhana, sebelumnya tidak memiliki pendapatan. Hari ini sudah memberi jaminan hidup, asap dapur aman dan hak hidup layak," katanya Minggu (11/5/2025).
Mewakili aspirasi komunitas ojol wilayahnya, Eeng menegaskan para ojol yang tergabung dalam Dobrak terus menyerukan serta menagih jiwa nasionalisme pemerintah.
Koalisi Ojol Nasional (KON) juga menyatakan penolakan terhadap wacana merger Grab-GoTo. Ketua KON, Andi Kristiyanto menyatakan akan terjadi ledakan pengangguran jika merger benar-benar terjadi.
"Pemerintah harus segera hadir sebagai regulator dan sebagai pengawas untuk menyelamatkan penyelenggaraan bisnis transportasi online ini agar tidak terjadi ledakan pengangguran akibat dari merger Grab-Gojek. Tidak hanya itu merger ini membuat kesejahteraan dan pendapatan driver berkurang," tandasnya.
Pekan ini, wacana merger antara dua raksasa industri ride-hailing Grab-GoTo marak diperbincangkan. Grab diketahui tengah menyiapkan dana sebesar Rp33 Triliun untuk menguasai GoTo. (Hikmah/B)