MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Rekrutmen calon ketua Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sulawesi Selatan telah mengecut pada enam figur kandidat. Mereka yang bakal bersaing merupakan kader, non kader, mantan birokrat, hingga jenderal purnawirawan. Profil masing-masing kontestan telah ada di tangan Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura sebagai yang paling menentukan figur yang akan terpilih.
Keenam calon ketua Hanura Sulsel yang diajukan ke DPP Hanura yakni Abdullah Nanda, Ahmad Daeng Tonang, Andi Mappatunru, Mayor Jenderal TNI (purn) Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki, Jack Sardes Thanduk, dan Muhammad Hasan Basri Ambarala.
Mereka telah mengembalikan formulir pendaftarannya dan dinyatakan telah memenuhi syarat administrasi oleh panitia penjaringan Hanura Sulsel. Keenam nama itu selanjutnya dikirim ke DPP Hanura untuk mendapatkan persetujuan sebagai calon formatur.
"Iya, betul, hari ini (kemarin) dikirim. Ada enam yang disetorkan ke DPP Hanura," ujar Ketua Panitia Musda Hanura Sulsel, Irmawati Sila saat dikonfirmasi Rakyat Sulsel, Rabu (23/7/2025).
Irmawati menjelaskan, sebagai partai yang mengedepankan nilai-nilai demokrasi maka kandidat-kandidat ini nantinya memiliki hak untuk melakukan pendekatan politik kepada pemilik suara, baik itu DPC kabupaten/kota, DPD, DPP, maupun ke Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).
Sebagaimana diketahui, total suara dalam Musda Hanura Sulsel nantinya terdiri dari 27 suara. Mulai dari 24 suara di tingkat DPC kabupaten/kota, 1 suara dari DPD, 1 dari Dewan Pengarah, dan 1 suara dari DPP.
"Semua calon yang sudah diverifikasi bebas membangun komunikasi ke pemilik suara. Itu merupakan bagian dari dinamika internal,” imbuh Irmawati.
Legislator DPRD Kota Makassar itu menjelaskan bahwa tugas panitia penjaringan atau Musda hanyalah sebatas verifikasi berkas para calon yang mendaftarkan diri yang selanjutnya melaporkan nama-nama kandidat itu ke DPP Hanura. Sehingga penentu akhir siapa yang mendapatkan rekomendasi resmi sebagai calon tetap berada di tangan DPP. Tanpa rekomendasi dari pengurus pusat partai, seorang calon dipastikan tidak akan bisa maju dalam pemilihan Musda.
"Harus ada rekomendasi DPP, kami hanya melakukan penjaringan," imbuh dia.
Anggota steering committee (SC) Musda Hanura Sulsel, Safaruddin Ahmad menjelaskan bahwa mekanisme Musda 2025 tidak lagi mensyaratkan dukungan 30 persen dari DPC bagi calon ketua, seperti kegiatan Musda sebelum-sebelumnya. Untuk itu, semua nama hasil verifikasi administratif langsung dikirim ke pusat untuk diseleksi ulang oleh DPP Hanura.
“Kalau DPP hanya merekomendasikan satu nama, maka Musda berjalan aklamasi. Tapi jika lebih dari satu, akan dilanjutkan ke tahap pemilihan,” ungkap Safaruddin.
Dengan begitu, kata Safaruddin, lobi-lobi politik ke pengurus pusat menjadi arena uji kecakapan para calon dalam menjalin atau membangun relasi strategis, serta membangun kepercayaan DPP terhadap visi dan kemampuan calon ketua.
“Yang mampu membangun komunikasi yang baik ke pusat tentu akan mendapat pertimbangan lebih. Itu bagian dari strategi politik yang sah,” beber dia.
Menariknya, dari enam nama yang dikirim ke DPP Hanura, ada dua nama yang selama ini diprediksi bakal ikut bertarung di Musda Hanura Sulsel ternyata memilih untuk menjadi penonton. Amsal Sampetondok, selaku mantan Ketua DPD Hanura Sulsel dan Brigjen Pol (Purn) Adeni Muhan yang sekarang ini dipercaya sebagai pelaksana tugas Ketua DPD Hanura Sulsel ternyata tidak mendaftar diri, justru orang-orang di luar partai yang berbondong-bondong jadi calon.
Untuk itu, konstalasi perebutan kursi pimpinan Hanura Sulsel diprediksi akan berlangsung sengit. Beberapa nama akan berusaha melakukan pendekatan kepada pemilik suara, utamanya mereka yang berada diluar struktur partai alias bukan kader.
Muhammad Hasan Basri Ambarala, satu dari enam calon ketua yang dikonfirmasi menyatakan salah satu yang mendorong dirinya ikut mendaftar sebagai calon Ketua DPD Hanura Sulsel karena keinginan kader-kader partai ini di Sulsel.
"Motivasinya (mendaftar calon ketua) dari kader menginginkan saya untuk menjadi ketua DPD," tutur Ambarala.
Atas dasar itulah, mantan pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Sulsel itu mengaku harus menghormati dan menyambut baik dukungan tersebut dengan cara mendaftar diri pada penjaringan yang dilakukan oleh panitia Musda Hanura Sulsel.
"Kami harus sambut dengan baik, apalagi kami kader Hanura," imbuh dia.
Sebagai kader, Ambarala mengaku siap menjalankan perintah partai, apalagi bila dipercaya memimpin Hanura Sulsel. Salah satunya dengan membangun sinergi antarkader maupun di luar partai untuk lebih membesarkan partai ke depan.
"Visi-misi saya jelas untuk membangun sinergitas di partai agar partai maju lagi ke depan.Itu sudah jelas, minimal perolehan suara lebih dioptimalkan lagi," imbuh dia.
Ambarala mengeklaim telah membangun komunikasi dengan para pemilik hak suara jauh sebelum jadwal musda ditentukan. "Komunikasi biasa sebagai sesama kader partai," tukas dia.
Kandidat lainnya adalah Andi Mappatunru. Ketua Partai Hanura Kabupaten Jeneponto itu mengungkapkan hal serupa. Dia mengaku punya pengalaman banyak dalam memimpin partai dan berhasil membesarkannya.
"Saya dua kali memimpin partai yang berbeda dan selalu mendapatkan kursi. Saya ketua PKB pada 2009 sampai 2019. Saya pertama menjadi anggota DPRD dari PKB di Jeneponto, kemudian naik menjadi empat kursi di 2019," imbuh Mappatunru.
Ia mengungkapkan, mengurus partai utamanya di tingkat daerah sudah dilakoninya belasan tahun. Mappatunru mengaku jadi ketua PKB Jeneponto selama 10 tahun lalu pindah Partai ke Hanura dan kembali dipercaya sebagai ketua DPC.
"Saya masuk Hanura, saat itu kursinya hanya dua (di Jeneponto) karena amburadul kepengurusan. Saya benahi sedikit-sedikit dan saya dapat tiga kursi, sehingga saya yakin ke depan Hanura ini bisa dapat lima kursi di Jeneponto," imbuh dia.
Bekal pengalaman itulah yang disebut jadi modal utamanya maju percaya diri bersaing dengan non kader Hanura pada pemilihan ketua DPD. Khusus di Jeneponto, dia menargetkan delapan kursi untuk Pileg 2029 agar bisa mengusung calon kepala daerah secara mandiri.
Jika dipercayakan memimpin Hanura Sulsel, Mappatunru juga menjanjikan hal yang sama, bahkan ke tingkat nasional. Dia mengaku siap berkolaborasi dengan Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO).
"Kalau saya terpilih menjadi ketua wilayah (DPD) Insyaallah akan saya benahi semua DPC sampai pengurus ranting, semuanya," kata Mappaturu.
"Kalau saya terpilih menjadi ketua insyaallah bersama Pak OSO, Sulsel dapat tiga kursi untuk pusat. Karena pengalaman saya menjadi ketua partai selama 10 tahun dan berhasil mengangkat kursi di kabupaten, kursi provinsi, dan kursi DPR RI," sambung dia.
Soal komunikasi ke pemilik suara, termasuk ke tingkat pengurus provinsi atau DPD dan DPP Hanura, Mappatunru mengkalim selama ini selalu berkoordinasi.
"Sudah beberapa DPC saya hubungi, karena yang masuk calon itu hanya dua orang kader (Hanura)," tutur dia. (isak pasa'buan/C)