MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Pada Desember 2019 lalu, dunia dikejutkan dengan hadirnya penyakit menular Covid-19. Penyakit ini disebabkan oleh virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyerang sistem pernapasan manusia.
Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak dan bayi, sampai ibu hamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus Corona ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan. Virus ini menular dengan sangat cepat dan menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Dengan tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan, WHO akhirnya menetapkan insiden ini sebagai pandemi global. Sejumlah negara terpaksa memberlakukan kebijakan lockdown untuk mencegah virus Corona makin meluas.
Sejak saat itu, kehidupan kita tak lagi sama. Pandemi ini nyaris membuat semua sektor berhenti. Mau tidak mau, suka tidak suka, pola hidup kita ‘dipaksa’ berubah.
Akses gerak kita dibatasi untuk mencegah peningkatan kasus dan untuk menekan angka kematian. Hingga saat ini, virus ini telah mengakibatkan lebih dari 5,5 juta kematian di seluruh dunia dengan 313 juta kasus.
Melalui lensa kamera, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Makassar mencoba mengabadikan perjalanan pandemi Covid-19 di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar, dalam bentuk pameran foto yang digelar di Mall Phinisi Point, pada 10-16 Januari 2022.
“Selama pandemi, pewarta foto terus berusaha mengumpulkan dan menyajikan informasi perihal Covid-19 dalam bentuk visual dengan harapan bisa mengenang bagaimana kondisi kita sejak awal Covid-19 hadir,” ungkap Ketua PFI Makassar, Iqbal Lubis, Rabu (12/1/2022).
Tema New Normal, Life After Pandemic, diangkat sebagai refleksi perjuangan masyarakat menghadapi pandemi Covid-19, dalam kurun dua tahun terakhir.
“Tema ini dipilih karena Covid-19 merupakan sejarah bencana biologis yang membuat dinamika di masyarakat. Ada keterpurukan, perjuangan dan harapan,” kata Iqbal.
Ketua panitia pameran, Moh Niaz Syarief menyebut, karya foto yang ditampilan merupakan hasil jepretan 25 pewarta foto se-Sulawesi Selatan dan dua fotografer dari Humas Pemkot Makassar.
Terkumpul sekitar 600 foto. Karya itu dikurasi oleh lima kurator yakni Tawakkal Basri, Sapriady Putra Zack, Sahrul Manda Tikupadang, Paulus Tandi Bone, dan Adwit B Pramono. Hasilnya menjadi 167 foto. Ada 90 foto tunggal dan 8 foto story.