IAS mengaku telah merancang strategi pemenangan Pemilu 2024 untuk Demokrat Sulsel. Jika kelak diberi amanah memimpin partai berlambang Mercy, IAS akan langsung melakukan konsolidasi dan gerakan pemenangan menghadapi pesta demokrasi lima tahunan itu.
Mantan Ketua Demokrat Sulsel itu itu juga menegaskan kader Demokrat tidak boleh menjadi penonton pada Pilkada 2024. Olehnya itu, sejak dini pihaknya juga akan mempersiapkan kader terbaik dan mematangkan persiapan guna meraih hasil maksimal nantinya.
IAS sendiri mengaku siap bertarung pada Pilgub Sulsel 2024, apalagi dukungan memang terus mengalir. “Insya Allah, Pilkada 2024 juga akan menjadi target kami. Intinya, Demokrat sebagai partai besar harus mampu bersaing dan menjadi yang terbaik. Termasuk pada Pilkada 2024, kader Demokrat jangan malah jadi penonton, imbuh IAS.
Adapun Ni’matullah mengaku sudah siap mengikuti tahapan pamungkas ini. Meski begitu, dia mengaku tak punya persiapan khusus yang dilakukan. “Kami sudah siap dengan menyusun visi misi untuk disampaikan kepada Mas Ketum (AHY),” kata Ulla.
Ulla menyatakan siap mengakomodasi kader yang tak mendukung saat pelaksanaan Musda lalu, khususnya para pengurus DPC. Menurut dia, sikap tersebut sudah dia buktikan pasca-Musda Demokrat pada 2016.
“Saat itu ada 12 DPC yang melawan atau tidak memilih saya. Tapi selama lima tahun saya jadi ketua, tidak ada yang saya singkirkan,” beber Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan ini.
Menurut Ulla, dia tidak harus menyatakan secara terbuka terkait sikapnya terhadap pengurus yang tidak memberikan dukungan. Tapi, kata dia, akan menjawab hal tersebut dengan tindakan seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.
“Anda bisa menjadi saksi, banyak media yang menjadi saksi di Musda 2016, ada 12 DPC yang tidak memilih dan melawan saya. Tapi, saya tidak perlakukan atau melakukan tindakan sewenang-wenang kepada mereka,” kata dia.