MAKASSAR, RAKYATSULSEL.CO - Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Muhammad Fauzi menyoroti kondisi pembangunan proyek sekolah di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara.
Legislator asal daerah pemilihan Sulsel Tiga itu menyayangkan proyek yang menelan anggaran Rp34 miliar dan dikerjakan oleh perusahaan PT HL itu belum juga selesai.
"Dari 12 sekolah baru 2 titik yang rehabilitasinya baru 70 persen. Yang 10 sekolah baru pondasi yang dikerjakan," kata Fauzi, Minggu (24/4/2022).
Fauzi mengaku telah menyuarakan kondisi tersebut ke Kementerian terkait agar pemerintah dapat menyelesaikan masalah tersebut. Untuk penanganan awal, kata dia, berdasarkan laporan dia dapatkan, murid-murid dari 12 sekolah belajar di rumah warga.
"Siswa terpaksa belajar di kolong rumah warga. Rumah itu sifatnya disewa oleh masyarakat setempat," ujar politikus Partai Golkar ini.
Fauzi menyatakan, tidak mengetahui penyebab lambatnya proyek tersebut selesai. "Sudah dua kali saya minta proyek itu segera dirampungkan. Awalnya ada tindak lanjutnya, tapi proyek kembali mandek. Jadi saya sampaikan langsung ke Kementerian. Tapi untuk penyelesaianya saya belum tahu karena belum dapat laporan lagi," kata Fauzi.
Secara umum, Fauzi mendapatkan laporan kendala pembangunan karena bahan materiel bangunan yang ada di wilayah atas dan bawah berbeda.
"Tapi alasannya sangat normatif. Itu konsekuensi dari kontraktor. Kalau tidak sanggup kerjakan mengapa terima pekerjaan itu," ujar dia.
Proyek rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana sekolah di Seko, Kabupaten Luwu Utara diduga bermasalah. Sudah dua tahun proyek yang mendapat kucuran anggaran sebesar Rp34 miliar itu belum juga rampung hingga saat ini.
Anggaran proyek itu bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Lelang proyek tersebut dimulai pada 2019 dengan Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Proyek itu dikerjakan oleh PT HL. Sebanyak 12 bagunan sekolah dasar yang dikerjakan. Semua berada di Kecamatan Seko. Namun, hingga saat ini, proyek itu belum selesai. (fah)