JAKARTA, RAKYATSULSEL — Jauh sebelum mengenyam nikmatnya kesuksesan, bos Tiran Group Andi Amran Sulaiman sejatinya hidup serba kekurangan. Pedihnya kemiskinan menggenjot dirinya mengubah nasib.
Hidup mengajarkannya menjadi petarung, tidak pantang menyerah, serta menggapai impian dengan doa dan kerja keras.
Kala itu hanya ada dua pilihan, tertekan atau tertantang. Tidak ada jaminan untuk membalikkan keadaan pedih itu, yang ada hanyalah kesempatan.
Andi Amran Sulaiman lahir di Bone, 27 April 1968, terlahir dari keluarga serba kekurangan secara ekonomi.
Ia adalah putra ketiga dari 12 bersaudara. Ayahnya adalah veteran angkatan bersenjata, Andi B. Sulaiman Dahlan Petta Linta.
Amran lahir dan menghabiskan masa kecilnya di sebuah desa di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Sejak umur 9 tahun, Amran kecil sudah harus bekerja menguras keringat demi untuk membayar iuran SPP sekolah.
Pernah menjadi pemecah batu, penggali sumur, bertani, penjual ikan, penjual ubi, serta menggembala sapi dilakoninya dengan gigih.