Dugaan penganiayaan sendiri kata Prawira juga belum bisa dirilis sebab jenazah masih dalam proses outopsi di Rumah Sakit (RS) Banyangkara Makassar. Namun, dugaan awal penganiayaan tak ditepis sebab pada tubuh korban nampak jelas terdapat luka lebam.
"Memang kalau luka lebam terdapat pada tubuh korban, namun hasilnya masih dalam proses outopsi di RS Bhayangkara," sebutnya.
Kasus ini baru terungkap setelah KM Dharma Kencana 7 bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Sabtu (25/6) dini hari. Di mana setelah turun dari kapal, ayah korban langsung melaporkan kasus ini ke Polres Pelabuhan Makassar.
"Hal ini baru diketahui setelah ayah korban Adrianto, mendatangi kami untuk melaporkan kejadian tersebut," tuturnya.
Dugaan awal terjadinya penganiayaan saat bocah tersebut dituduh mencuri handphone salah satu penumpang kapal kapal. Hal itu berdasarkan informasi yang diterima polisi dari ayah korban. Dimana korban disebut sempat ditahan di atas kapal atas tuduhan pencurian.
"Jadi kesaksian ayah korban itu, dimana korban di tuduh mencuri handphone salah satu penumpang kapal, akan tetapi belum terbukti namun korban lebih dahulu meninggal dunia," sebutnya.
Korban Dicky Perdana sendiri merupakan warga Padang, Sumatera Barat. Mereka berencana ke Manado, Sulawesi Utara untuk membuka warung disana, tapi mereka transit di Kota Makassar untuk mengunjungi keluarganya. (Isak)