JENEPONTO, RAKYATSULSEL - Euforia peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia hampir terasa hingga kepelosok negeri ini, dengan menggelar berbagai kegiatan.
Tak terkecuali di Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto, yang diinisiasi para pemudanya yang tergabung dalam wadah Karang Taruna juga turut ambil bagian dalam memperingati HUT ke-77 RI tahun ini.
Berbagai kegiatan maupun perlombaan digelar seperti lomba makan kerupuk, tarik tambang, pentas seni, hingga dialog kemerdekaan.
Namun sayangnya, inisiatif para Pemuda ini tak sejalan dengan respon pemerintah Kecamatan Kelara dibawah pimpinan Nursila.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Karang Taruna Kelurahan Tolo', Fadhil yang mengaku sangat menyayangkan sikap Camat Kelara yang sama sekali tak memberikan support dan dukungannya kepada panitia.
Dirinya mengaku, jika berbagai kegiatan tersebut digelar sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang diberikan para pendahulu bangsa ini, namun Camat Kelara Nursila, sama sekali tak menunjukkan dukungannya.
"Yang kami sesalkan dan tak terima adalah sikap dan perlakuan Pak Camat yang sama sekali tak mencerminkan sikap sebagai seorang pemimpin," ujar Fadhil, yang dikonfirmasi, Rabu (17/8).
Menurutnya, Camat Kelara seolah tak mau turut ambil bagian dalam peringatan HUT ke-77 RI. Hal tersebut terlihat tak adanya kegiatan yang digelar pihak kecamatan selain dangdutan. Bahkan sama sekali tak mau bersinergi dengan para pemudanya dalam momentum HUT RI ke-77 ini.
Hal ini bermula saat panitia bermaksud meminjam panggung yang disiapkan pemerintah kecamatan untuk menggelar pentas seni dan pengumuman serta penyerahan hadiah kepada pemenang lomba di malam puncak HUT RI.
"Pak Camat hanya mengatakan silahkan koordinasi dengan Panitia (Sekcam Kelara). Alhamdulillah Pak Sekcam mendukung. Setelah mendapat lampu hijau, kami pun langsung menata panggung," jelas Fadhil.
Namun jelang pentas seni, lanjutnya, Camat Kelara langsung memerintahkan agar menurunkan kembali perlengkapan yang ada sembari berkata jika panggung tersebut bukan untuk kegiatan Pemuda.
Bahkan, Nursila mengancam tak membayar pemilik panggung jika para pemuda tetap menggunakan panggung tersebut.
"Kami pun kembali mencoba menemui Pak Camat agar bisa diberikan izin untuk memakai panggung mengingat mepetnya waktu untuk mempersiapkan lokasi lain. Tapi respon yang didapatkan, kami malah diusir," ungkapnya.
Oleh karena itu, dirinya bersama panitia sangat menyayangkan sikap Nursila selaku Camat Kelara yang seolah tak mencerminkan sikap sebagai pemimpin dan enggan bersinergi dengan masyarakatnya khusus para pemuda. (*)