"Saya ajak semua kader, mari kita bekerja keras untuk mengantarkan beliau Presiden Indonesia selanjutnya," tegasnya.
Terpisah, Manager Strategi dan Operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai, pernyataan JK yang mendukung Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 sangat beralasan.
"Kita tahu bahwa JK adalah tokoh senior Golkar. Memberi dukungan kepada Ketum Golkar Airlangga Hartarto merupakan sikap yang wajar," katanya.
Namun dia menilai, dukungan JK sifatnya masih sebatas dukungan moral. Sebab publik cenderung melihat sikap JK yang lebih condong mendorong Anies Baswedan sebagai bakal capres.
"Mendorong sosok AH sebagai capres juga bukan langkah yang tepat mengingat posisi elektoral AH yang cukup jauh tertinggal dari figur-figur seperti Anies, Ganjar dan Prabowo Subianto," jelasnya.
Sedangkan, pengamat pemilu Nurmal Idrus berpandangan jika pernyataan dukungan dari JK ke AH maju capres hanya sebatas ucapan saja.
"Saya pikir JK sedang test on the water. Artinya, ia melempar sinyal dukungan ke Airlangga itu sebagai pantulan ke figur lain," katanya.
Dikatakan, JK tak ingin Golkar kehilangan pamor dan disaat yang tepat nanti, ketika Airlangga tak bisa maju maka JK akan tetap mendapat simpati dari internal Golkar.
"Dengan demikian, akan dengan mudah bagi JK ke depan untuk membawa Golkar ke calon yang diinginkannya," tuturnya.
Ditambahkan, sebagai sesepuh Golkar, tentunya JK mau atau tidak mau harus mencalonkan kadernya walau memiliki tingkat elektabilitas yang rendah. Tetapi ini soal integritas sebagai kader.