Ia pernah menjadi Wartawan Panji Masyarakat (1979-1985), Dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992-sekarang), Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998).
Ia juga merupakan orang Asia Tenggara pertama yang di angkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) Universitas Islam Internasional Islamabad Pakistan (2004-2009).
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengenang Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra sebagai sosok pejuang moderasi Islam dan akademisi yang kritis.
"Sosok yang sangat dikenal sebagia pejuang moderasi Islam, beliau adalah akademisi yang sangat kritis yang memberikan keteladanan bagi semuanya," ucap Hasto dalam konferensi pers, Minggu.
Peraih doktoral dari Universitas Pertahanan (Unhan) itu mengatakan pendapat Prof Azyumardi selalu menjadi referensi karena kuatnya disiplin dalam kebenaran akademis.
Hasto, bahkan menilai pandangan pria bergelar profesor itu sangat objektif dan berani menjaga jarak dengan kekuasaan.
"Itu membuat Prof Azyumardi menjadi pejuang intelektual Islam yang sungguh kami menghormati," ujarnya.
Hasto mengatakan PDIP berduka cita dengan wafatnya Azyumardi dan berharap keluarga almarhum bisa tabah ditinggal mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu.
"Kami sangat kehilangan tokoh seperti Prof Azyumardi dan semoga segala sesuatanya dapat dilancarkan," ungkap dia.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengaku terkejut mendengar kabar meninggalnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra.